Kamis, 13 Mei 2010
Melatih Berpikir Positif
Untuk anggota Motivasi Islami
Agil Siswo Heksanto 09 Mei jam 5:41 Balas
salah satu kelemahan kita adalah membentengi diri untuk bergerak meninggal kan malas, malas adalah hal yang membuat diri kita menjadi tidak berfikir kreatif dan malas adalah penyakit hati yang harus dimusnahkan. Kali ini saya ingin menegur saya pribadi tentang penyakit hati yang bernama malas. Malas disini artinya adalah malas beribadah dan malas berfikir kreatif.
tidak semua orang mampu berfikir kreatif ketika terserang virus malas, padahal dengan berfikir kreatif seseorang bisa menciptakan suatu trobosan yang baru yang luar biasa, seperti perkembangan tekhnologi saat ini. berikut tips cara berfikir kreatif.
1. Berfikirlah bahagia, pikiran yang kreatif akan muncul dikala suasana hati bahagia, bahagia juga akan memberikan ide yang menarik. hati yang dirundung kesedihan akan sulit sekali untuk berfikir kretatif, dan untuk menimbulkan suasana yang bahagia maka berfikirlah ikhlas dan penuh harapan. Percayalah bahwa keikhlasan akan membawamu lebih tinggi dari sekarang , dan harapan itu luas seluas langit tinggal bagian mana yang kita ambil.
2. Berpikir, semua bisa dilakukan Yakinlah Allah adalah segalaNya, berfikirlah bahwa sesuatu yang akan kita kerjakan mampu kita selesaikan. dalam kata lain berfikir optimis, pekerjaan maupun ibadah semua bisa dilakukan. jangan berfikir bahwa pekerjaan itu sulit. pekerjaan itu berat, dan kata-kata mengeluh sejenisnya,. ubahlah
3. Buang ungkapan bernada pesimis. Misal, ”Saya mungkin bisa mengerjakan”. Ganti dengan ungkapan penuh optimisme. Contoh, ”Saya pasti bisa mengerjakannya”, ”Bagi saya tidak ada kata menyerah!”. Pernyataan optimis melatih kita berani masuk ke persoalan. Pola pikir pun berkembang, karena dipaksa memeras otak untuk mewujudkan tekad itu. – Hilangkan cara berpikir konservatif Pola berpikir konservatif ditandai dengan kekhawatiran untuk menerima perubahan, meski perubahan itu menguntungkan.
Karena ingin mempertahankan gaya konservatif, perubahan ditanggapi secara dingin, bahkan dipersepsikan sebagai ancaman. Karena merasa nyaman atau diuntungkan dengan cara konservatif, ketika dituntut untuk mengubah pola pikir, kita takut akan mengalami kerugian. Hendaknya disadari, cara berpikir konservatif memasung pemikiran kreatif karena pikiran dibekukan oleh sesuatu yang statis. Padahal dalam berpikir kreatif unsur statis semestinya dihilangkan.
4. Mulailah berpikir dinamis, dengan terus mengolah pemikiran untuk menemukan pola pikir efektif. Ada tiga cara mengurangi atau menghilangkan pola berpikir konservatif.
Pertama, terbuka terhadap masukan. Masukan adalah bahan mentah sangat berharga. Lalu, kita mengolahnya menjadi “barang jadi” lewat pemikiran kreatif. Jadi, jangan takut dengan ide, usulan, bahkan kritik. Karena semua itu merangsang kita berpikir kreatif.
Kedua, mencoba pekerjaan atau hal di luar bidang kita. Untuk ”memperkaya” diri, pola pikir juga perlu menghadapi sesuatu yang berbeda dari biasanya.
Ketiga, harus proaktif. Kita dituntut ”menjemput bola” dalam menghadapi sesuatu, dan bukan ”menunggu bola”. Bertindak proaktif berarti membuat diri bebas memilih tindakan, tentu berdasarkan perhitungan matang. Ini bisa terjadi kalau kita mempunyai kreativitas berpikir.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar