Islamic Widget

Kamis, 17 Juni 2010

Mencintai seseorang yang tidak sempurna dengan cara sempurna

Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai,
Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, Itulah kesempatan.

Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik,
Itu bukan pilihan, itu kesempatan.

Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan,
Itupun adaah kesempatan.

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut,
Bahkan dengan segala kekurangannya,
Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.

Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi,
Itu adalah pilihan.
Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain
Yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu
Dan tetap memilih untuk mencintainya,
Itulah pilihan.

Perasaan cinta, simpatik, tertarik,
Datang bagai kesempatan pada kita.
Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan.
Pilihan yang kita lakukan.

Berbicara tentang pasangan jiwa,
Ada suatu kutipan dari film yang Mungkin sangat tepat :
"Nasib membawa kita bersama,
tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil"

Pasangan jiwa bisa benar-benar ada.
Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang
Yang diciptakan hanya untukmu.
Tetapi tetap berpulang padamu

Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin
Melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, atau tidak...
Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita,
Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita,
Adalah pilihan yang harus kita lakukan.

Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang
yang sempurna untuk dicintai
TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna
dengan cara yang sempurna

"Insan Kamil Kalimasada"

Apa adanya

Bertahun-tahun yang lalu,
saya berdoa kepada Tuhan
untuk memberikan saya pasangan,
"Engkau tidak memiliki pasangan karena engkau tidak memintanya", Tuhan menjawab.

Tidak hanya saya meminta kepada Tuhan,
seraya menjelaskan kriteria pasangan yang saya inginkan.
Saya menginginkan pasangan yang baik hati,
lembut, mudah mengampuni, hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita,
murah hati, penuh pengertian, pintar, humoris, penuh perhatian.
Saya bahkan memberikan kriteria pasangan tersebut secara fisik
yang selama ini saya impikan.

Sejalan dengan berlalunya waktu,
saya menambahkan daftar kriteria
yang saya inginkan dalam pasangan saya.
Suatu malam, dalam doa,
Tuhan berkata dalam hati saya,
"HambaKu, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan."

Saya bertanya, "Mengapa Tuhan?"
dan Ia! menjawab, "Karena Aku adalah Tuhan dan Aku adalah Adil.
Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar."

ku bertanya lagi, "Tuhan, ku tidak mengerti mengapa
ku tidak dapat memperoleh apa yang ku pinta dariMu?"

Jawab Tuhan, "Aku akan menjelaskan kepadamu.
Adalah suatu ketidak adilan
dan ketidakbenaran bagiKu untuk memenuhi keinginanmu
karena Aku tidak dapat memberikan sesuatu yang bukan seperti engkau.
Tidaklah adil bagiKu untukmemberikan seseorang
yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu
jika terkadang engkau masih kasar;
atau memberikan seseorang yang pemurah tetapi engkau masih kejam;
atau seseorang yang mudah mengampuni,
tetapi engkau sendiri masih suka menyimpan dendam;
seseorang yang sensitif, namun engkau sendiri tidak..."

Kemudian Ia berkata kepada saya,
"Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu
seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas
yang engkau cari selama ini daripada membuat engkau
membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semua itu.
Pasanganmu akan berasal dari tulangmu dan dagingmu,
dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya
dan kalian berdua akan menjadi satu.

Pernikahan adalah seperti sekolah, suatu pendidikan jangka panjang.
Pernikahan adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu
akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanya
bertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain,
tetapi untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik,
dan membuat suatu kerjasama yang solid.
Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna.
Aku memberikanmu seseorang yang dapat bertumbuh bersamamu".

Ini untuk :
yang baru saja menikah,
yang sudah menikah,
yang akan menikah
dan yang sedang mencari,
khususnya yang sedang mencari.

"Insan Kamil Kalimasada"

Kisah ibu nd anak

Seorang anak mendapatkan ibunya yang sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur lalu si anak menghulurkan sekeping kertas yang tertulis sesuatu. Si ibu segera mengesatkan tangan di apron,menyambut kertas yang dihulurkan oleh si anak lalu membacanya.

Kos upah membantu ibu;

Tolong pergi kedai...........Rp 250
Tolong jaga adik..............Rp 500
Tolong buang sampah......Rp 250
Tolong kemas bilik...........Rp 500
Tolong siram bunga.........Rp 500
Tolong sapu sampah........Rp 500
JUMLAH Rp 2500

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak sambil sesuatu berlegar-legar di mindanya. Si ibu mencapai sebatang pen dan menulis sesuatu di belakang kertas yang sama.

Kos mengandungkanmu selama 9 bulan.........Percuma
Kos berjaga malam kerana menjagamu...........Percuma
Kos air mata yang menitis keranamu..............Percuma
Kos kerunsingan kerana bimbangkanmu........Percuma
Kos menyediakan makan minum,pakaian dan keperluanmu...Percuma
JUMLAH KESELURUHAN NILAI KASIHKU PERCUMA

Air mata si anak berlinang setelah membaca apa yang ditulis oleh si ibu. Si anak menatap wajah ibu,memeluknya dan berkata,”Saya sayangkan ibu”. Kemudiannya si anak mengambil pen dan menulis ‘TELAH DIBAYAR’ pada muka surat yang ditulisnya.

Dan janganlah seseorang itu merasakan bahawa dia telah membalas jasa ibunya walaupun dia telah melakukan pelbagai kebaikan kepadanya. Sesungguhnya jasa ibu tidak boleh terbalas oleh kita sekiranya ia merasakan demikian dia adalah anak DERHAKA…
Wallahu’alam…

10 wasiat hasan al_Banna

1. Dalam kondisi bagaimanapun , dirikanlah solat ketika mendengar azan.

2. Baca atau dengarkan al-quran dan ingatlajh Allah, jangan habiskan sebahagian waktu anda pada hal yang tidak berguna.

3. Berusahalah untuk bisa berbicara bahasa arab fushah sebab itu termasuk doktrin islam.

4. Jangan banyakkan debat dalam setiap urusan bagaimanaun bentuknya, sebab menunjukkan kepandaian dan apa yang dinamakan riak itu tidak akan mendatangkan kebaikan sama sekali.

5. Jangan banyak tertawa, sebab hati yang selalu berinteraksi dengan Allah adalah hati yang tenang dan khusyu’.

6. Jangan bergurau sebab sebuah umat yang gigih berjuang tidak mengenal selain kesungguhan.

7. Jangan mengeraskan suara melebihi apa yang diperlukan oleh pendengar sebab itu merupakan kecerobohan dan menyakitkan orang lain.

8. Jauhi dari mengunjing orang dan mejelek-jelekkan kelompok atau organisasi, jangan membicarakan selain kebaikan sahaja.

9. Kenalkan diri anda kepada saudara seagama dan seperjuangan walaupun anda tidak dituntut sebab dasar dakwah kita adalah cinta dan kenal.

10. Ketahuilah bahawa kewajipan itu lebih banyak daripada waktu yang terluang maka bantulah saudaramu untuk mnggunakan waktu sebaik –baiknya, dan jika anda mempuyai kepentingan (urusan) selesaikanlah segera.

Janji Allah

Inilah kabar gembira berupa janji Allah bagi orang yang akan menikah. Bergembiralah wahai saudaraku...

1. "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula),dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)". (An Nuur : 26)

Bila ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka perbaikilah diri. Hiduplah sesuai ajaran Islam dan Sunnah Nabi-Nya. Jadilah laki-laki yang sholeh, jadilah wanita yang sholehah. Semoga Allah memberikan hanya yang baik buat kita. Amin.

2. "Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui". (An Nuur: 32)

Sebagian para pemuda ada yang merasa bingung dan bimbang ketika akan menikah. Salah satu sebabnya adalah karena belum punya pekerjaan. Dan anehnya ketika para pemuda telah mempunyai pekerjaan pun tetap ada perasaan bimbang juga. Sebagian mereka tetap ragu dengan besaran rupiah yang mereka dapatkan dari gajinya. Dalam pikiran mereka terbesit, "apa cukup untuk berkeluarga dengan gaji sekian?".

Ayat tersebut merupakan jawaban buat mereka yang ragu untuk melangkah ke jenjang pernikahan karena alasan ekonomi. Yang perlu ditekankan kepada para pemuda dalam masalah ini adalah kesanggupan untuk memberi nafkah, dan terus bekerja mencari nafkah memenuhi kebutuhan keluarga. Bukan besaran rupiah yang sekarang mereka dapatkan. Nantinya Allah akan menolong mereka yang menikah. Allah Maha Adil, bila tanggung jawab para pemuda bertambah - dengan kewajiban menafkahi istri-istri dan anak-anaknya - maka Allah akan memberikan rejeki yang lebih. Tidakkah kita lihat kenyataan di masyarakat, banyak mereka yang semula miskin tidak punya apa-apa ketika menikah, kemudian Allah memberinya rejeki yang berlimpah dan mencukupkan kebutuhannya?

3. "Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya". (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)

Bagi siapa saja yang menikah dengan niat menjaga kesucian dirinya, maka berhak mendapatkan pertolongan dari Allah berdasarkan penegasan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini. Dan pertolongan Allah itu pasti datang.

4. "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". (Ar Ruum : 21)

5. "Dan Tuhanmu berfirman : ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina' ". (Al Mu'min : 60)

Ini juga janji Allah ‘Azza wa Jalla, bila kita berdoa kepada Allah niscaya akan diperkenankan-Nya. Termasuk di dalamnya ketika kita berdoa memohon diberikan pendamping hidup yang agamanya baik, cantik, penurut, dst.

Dalam berdoa perhatikan adab dan sebab terkabulnya doa. Diantaranya adalah ikhlash, bersungguh-sungguh, merendahkan diri, menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, dll.

Perhatikan juga waktu-waktu yang mustajab dalam berdoa. Diantaranya adalah berdoa pada waktu sepertiga malam yang terakhir dimana Allah ‘Azza wa Jalla turun ke langit dunia, pada waktu antara adzan dan iqamah, pada waktu turun hujan, dll.

Perhatikan juga penghalang terkabulnya doa. Diantaranya adalah makan dan minum dari yang haram, juga makan, minum dan berpakaian dari usaha yang haram, melakukan apa yang diharamkan Allah, dll.

Manfaat lain dari berdoa berarti kita meyakini keberadaan Allah, mengakui bahwa Allah itu tempat meminta, mengakui bahwa Allah Maha Kaya, mengakui bahwa Allah Maha Mendengar, dst.

Sebagian orang ketika jodohnya tidak kunjung datang maka mereka pergi ke dukun-dukun berharap agar jodohnya lancar. Sebagian orang ada juga yang menggunakan guna-guna. Cara-cara seperti ini jelas dilarang oleh Islam. Perhatikan hadits-hadits berikut yang merupakan peringatan keras dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

"Barang siapa yang mendatangi peramal / dukun, lalu ia menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam". (Hadits shahih riwayat Muslim (7/37) dan Ahmad).

Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Maka janganlah kamu mendatangi dukun-dukun itu." (Shahih riwayat Muslim juz 7 hal. 35).

Telah bersabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Sesungguhnya jampi-jampi (mantera) dan jimat-jimat dan guna-guna (pelet) itu adalah (hukumnya) syirik." (Hadits shahih riwayat Abu Dawud (no. 3883), Ibnu Majah (no. 3530), Ahmad dan Hakim).

6. "Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat". (Al Baqarah : 153)

Mintalah tolong kepada Allah dengan sabar dan shalat. Tentunya agar datang pertolongan Allah, maka kita juga harus bersabar sesuai dengan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga harus shalat sesuai Sunnahnya dan terbebas dari bid'ah-bid'ah.

7. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan". (Alam Nasyrah : 5 - 6)

Ini juga janji Allah. Mungkin terasa bagi kita jodoh yang dinanti tidak kunjung datang. Segalanya terasa sulit. Tetapi kita harus tetap berbaik sangka kepada Allah dan yakinlah bahwa sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Allah sendiri yang menegaskan dua kali dalam Surat Alam Nasyrah.

8. "Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Muhammad : 7)

Agar Allah Tabaraka wa Ta'ala menolong kita, maka kita tolong agama Allah. Baik dengan berinfak di jalan-Nya, membantu penyebaran dakwah Islam dengan penyebaran buletin atau buku-buku Islam, membantu penyelenggaraan pengajian, dll. Dengan itu semoga Allah menolong kita.

9. "Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa". (Al Hajj : 40)

10. "Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat". (Al Baqarah : 214)

Itulah janji Allah. Dan Allah tidak akan menyalahi janjinya. Kalaupun Allah tidak / belum mengabulkan doa kita, tentu ada hikmah dan kasih sayang Allah yang lebih besar buat kita. Kita harus berbaik sangka kepada Allah. Inilah keyakinan yang harus ada pada setiap muslim.

Jadi, kenapa ragu dengan janji Allah?

"Insan Kamil Kalimasada"

Kamis, 10 Juni 2010

HADAPI HIDUP INI APA ADANYA !

Kondisi dunia ini penuh kenikmatan,
banyak pilihan, penuh rupa, dan banyak warna.
Semua itu bercampur baur dengan kecemasan dan kesulitan hidup.
Dan, Anda adalah bagian dari dunia yang berada dalam kesukaran.

Anda tidak akan pernah menjumpai
seorang ayah, isteri, kawan, sahabat, tempat tinggal, atau pekerjaan
yang padanya tidak terdapat sesuatu yang menyulitkan.

Bahkan, kadangkala justru pada setiap hal …
Terdapat sesuatu yang buruk dan tidak Anda sukai.
Maka dari itu,
“PADAMKANLAH PANASNYA KEBURUKAN PADA SETIAP HAL ITU
DENGAN DINGINNYA KEBAIKAN YANG ADA PADANYA.”
Itu kalau Anda mau selamat dengan adil dan bijaksana.
Pasalnya, betapapun setiap luka ada harganya.

Allah menghendaki dunia ini...
sebagai tempat bertemunya dua hal yang saling berlawanan,
dua jenis yang saling bertolak belakang,
dua kubu yang saling berseberangan,
dan dua pendapat yang saling berseberangan.
Yakni, yang baik dengan yang buruk,
kebaikan dengan kerusakan,
kebahagiaan dengan kesedihan.

Dan setelah itu, Allah akan mengumpulkan…
semua yang BAIK, kebagusan dan kebahagian itu di SURGA.
Adapun yang BURUK, kerusakan dan kesedihan akan dikumpulkan di NERAKA.




"Dunia ini terlaknat, dan terlaknat semua yang ada di dalamnya,
kecuali dzikir kepada Allah dan semua yang berkaitan dengannya,
seorang yang 'alim dan seorang yang belajar,"
begitu hadist berkata.

Maka, jalanilah hidup ini sesuai dengan kenyataan yang ada.
Jangan larut dalam khayalan.
Dan, jangan pernah menerawang ke alam imajinasi.
Hadapi kehidupan ini apa adanya;
kendalikan jiwa Anda untuk dapat
menerima dan menikmatinya!

Bagaimanapun, tidak mungkin semua teman tulus kepada Anda
dan semua perkara sempurna di mata Anda.
Sebab, ketulusan dan kesempurnaan itu bukan ciri dan sifat kehidupan dunia.
Bahkan, isteri Anda pun tak akan pernah sempurna di mata Anda.

Maka dalam hadist,
"Janganlah seorang mukmin mencela seorang mukminah (isterinya),
sebab jika dia tidak suka pada salah satu kebiasaannya
maka dia bisa menerima kebiasaannya yang lain."

Adalah seyogyanya bila kita merapatkan barisan-menyatukan langkah,
saling memaafkan dan berdamai kembali,
mengambil hal-hal yang mudah kita lakukan,
meninggalkan hal-hal yang menyulitkan,
menutup mata dari beberapa hal untuk saat-saat tertentu,
meluruskan kangkah, dan mengesampingkan berbagai hal yang mengganggu.

YAKINILAH BAHWA ANDA TETAP MULIA BERSAMA PARA PENERIMA COBAAN!

Tengoklah kanan kiri...
Tidakkah Anda menyaksikan betapa banyaknya orang yang sedang mendapat cobaan,
dan betapa banyaknya orang yang sedang tertimpa bencana?

Telusurilah, di setiap rumah pasti ada yang merintih,
dan setiap pipi pasti pernah basah oleh air mata.

Sungguh, betapa banyaknya penderitaan yang terjadi,
dan betapa banyak pula orang-orang yang SABAR menghadapinya.
Maka Anda bukan hanya satu-satunya orang yang mendapat cobaan.
Bahkan, mungkin saja penderitaan atau cobaan Anda
tidak seberapa bila dibandingkan dengan cobaan orang lain.

Berapa banyak di dunia ini orang yang terbaring SAKIT
di atas ranjang selama bertahun-tahun
dan hanya mampu membolak-balikkan badannya,
lalu merintih kesakitan dan menjerit menahan nyeri.

Berapa banyak orang yang DIPENJARA selama bertahun-tahun
tanpa pernah dapat melihat cahaya matahari sekalipun,
dan ia hanya mengenal jeruji'jeruji selnya.

Berapa banyak orang tua yang harus KEHILANGAN buah hatinya,
baik yang masih belia dan lucu-lucunya,
atau yang sudah remaja dan penuh harapan.

Betapa banyaknya di dunia ini orang yang MENDERITA,
mendapat ujian dan cobaan,
belum lagi mereka yang harus setiap saat menahan himpitan hidup.

Kini, sudah tiba waktu Anda…
untuk memandang diri Anda MULIA bersama mereka
yang terkena MUSIBAH dan mendapat COBAAN.

Sudah tibapula waktu Anda untuk menyadari
bahwasanya kehidupan di dunia ini merupakan PENJARA bagi orang-orang MUKMIN,
tempat kesusahan dan cobaan.

Di pagi hari,
istana-istana kehidupan penuh sesak dengan penghuninya,
namun menjelang senja istana-istana itu ambruk menjadi reruntuhan.

Mungkin saat ini kekuatan masih prima, badan masih sehat,
harta melimpah, dan keturunan banyak jumlahnya.
Namun dalam hitungan hari saja semuanya bisa berubah:
jatuh miskin, kematian datang secara tiba- tiba,
perpisahan yang tak bisa dihindarkan, dan sakit yang tiba-tiba menyerang.

"Dan, telah nyata bagimu bagaimana Kami berbuat terhadap mereka
dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan."
(QS. Ibrahim: 45)

Sebaiknya Anda MEMPERSIAPKAN DIRI
sebagaimana kesiapan seekor unta berpengalaman
yang akan mengiringi Anda menyeberangi padang sahara.

Bandingkan penderitaan Anda...
dengan penderitaan orang-orang di sekitar Anda
dan orang-orang sebelum Anda,
niscaya Anda akan SADAR...
bahwa Anda sebenarnya lebih beruntung dibanding mereka.
Bahkan, Anda akan merasakan
bahwa penderitaan Anda itu hanyalah duri-duri kecil yang tak ada artinya.
Maka, panjatkan segala PUJIAN kepada Allah atas semua kebaikan-Nya itu,
bersyukurlah kepada-Nya atas semua yang diberikan

Kepada Anda, bersabarlah atas semua yang diambil-Nya,
dan yakinilah kemuliaan Anda bersama orang-orang menderita di sekitar Anda.
Banyak suri tauladan Rasulullah s.a.w. yang perlu Anda contoh.

Syahdan, beliau pernah dilempar kotoran unta oleh orang-orang kafir Makkah,
kedua kakinya dicederai dan wajahnya mereka lukai.
Dikepung dalam suatu kaum beberapa lama...
hingga beliau hanya dapat makan dedaunan apa adanya saja,
diusir dari Makkah, dipukul gerahamnya hingga retak,
dicemarkan kehormatan isterinya, tujuh puluh sahabatnya terbunuh,
dan seorang putera serta sebagian besar puterinya meninggal dunia
pada saat beliau sedang senang-senangnya membelai mereka.

Bahkan, karena terlalu laparnya,
beliau pernah mengikatkan batu di perutnya untuk menahan lapar.
Beliau pernah pula dituduh sebagai seorang penyair (bukan penyampai wahyu Allah),
dukun, orang gila dan pembohong.
Namun, belaiu tetap BERSABAR dan Allah MELINDUNGINYA dari semua itu.

Dan semua hal tadi merupakan COBAAN yang
harus beliau hadapi dan PENYUCIAN JIWA yang tiada tara dan tandingannya.

Sebelum itu,
Nabi Zakariya dibunuh kaumnya,
Nabi Yahya dijagal,
Nabi Musa diusir dan dikejar-kejar,
dan Ibrahim dibakar.

Cobaan-cobaan itu juga menimpa para khalifah dan pemimpin kita;
Umar r.a. dilumuri dengan darahnya sendiri,
Utsman dibunuh diam-diam,
dan Ali ditikam dari belakang.
Dan masih banyak lagi para pemimpin kita
yang juga harus menerima punggungnya penuh bekas cambukan,
dijebloskan ke dalam penjara, dan juga dibuang ke negeri lain.

”Apakah kamu MENGIRA bahwa kamu akan MASUK SURGA?
Padahal belum datang kepadamu (cobaan)
sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?
Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan,
serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)
sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
"Bilakah datangnya pertolongan Allah?"
Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
(QS. Al-Baqarah: 214)

LSF - DR Aidh Al Qorni

KEDUDUKAN CINTA

Umat secara keseluruhan sepakat bahwa cinta pada Allah dan Rasul-Nya adalah wajib. Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan maqam tertinggi dari berbagai maqam yang ingin dicapai oleh para pengembara menuju Allah. Semua maqam yang ingin diraih adalah buah dari cinta kepada Allah.

Dasar cinta seorang hamba kepada Allah adalah firman-Nya:

��Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah�� (Almaidah:54)
��adapun orang-orang yang beriman, mereka sangat cinta kepada Allah�� (Albaqarah:165)

�katakanlah, jika Bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluarga kalian, serta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatiri kerugiaannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai, adalah lebih kalian cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Allah tidak memberi petunjuk pada orang-orang yang fasik (At-Taubah:24)

Islam tidak menafikan adanya perasaan saling mencintai antara sesama manusia, sebab hal itu merupakan fitrah manusia. Secara naluri ia mencintai istri, keluarga, harta dan tempat tinggalnya. Namun, tidak sepatutnya sesuatu yang bersifat duniawi ini lebih ia cenderungi dan ia cintai dibanding Allah dan Rasul-Nya. Jika ia lebih mencintainya, maka berarti tidak sempurna imannya dan dapat terjerumus pada dosa terbesar yakni musyrik. Mencintai Allah dan Rasulnya merupakan jalan menuju keselamatan. Dalam sebuah hadits dikatakan:

�Tatkala seseorang bertanya kepada Rasulullah saw tentang hari kiamat, beliau menjawab dengan sebuah pertanyaan, 'Apa yang sudah engkau persiapkan untuknya?' orang itu menjawab 'tidak lain kecuali bahwa saya mencintai Allah dan Rasul-Nya'. Rasulullah Saw menjawab, 'Engkau beserta orang yang engkau cintai'. (H.R. Bukhari Muslim)
Cinta yang tulus adalah keimanan yang benar

Cinta hamba kepada Allah merupakan hal yang bisa mengangkatnya ke maqam dan derajat yang tinggi, sempurna, dan suci. Kedudukan yang tinggi ini menuntut sang hamba untuk berkorban demi kekasihnya, sebagaimana yang berlaku pada setiap orang yang mencinta. Sang pecinta harus rela mencintai objek cintanya dengan sepenuh hati dan fikiran. Ia harus sanggup berkorban demi yang dicintai dengan penuh suka cita. Ia juga harus lapang dada dan rela atas segala yang kurang berkenan dirasakan dari kekasihnya, juga harus sabar atas segala ujian yang menimpanya karena cinta itu.

Mengapa demikian, karena cinta, sebagaimana yang lazimnya terjalin antara sesama manusia, merupakan sebuah jalinan di luar nalar dan pengetahuan. Ia merupakan kecenderungan dan emosi yang berada di atas kehendak dan keinginan.

Setiap diri kita bisa saja mengenal dan tidak ada masalah dengan si Fulan, atau mengetahui dan senang dengan suatu benda, akan tetapi itu saja tidak cukup untuk menamai perasaan kita itu sebagai cinta. Perasaan cinta lebih dalam pengaruhnya dari itu. Ia lebih mengharu biru dan merampas hati. Bahkan cinta sejati adalah yang tidak memberikan ruang kosong dalam hati., tidak memberi jalan sedikitpun dalam jiwa bagi yang lain selain kekasih.

Jika telah sampai pada tingkat demikian, maka cinta kepada Allah itulah keimanan yang hakiki. Keimanan yang hakiki bukanlah sekedar pengetahuan dan ketundukan jiwa. Dengan kata lain, iman yang benar adalah imannya sang pencinta yang bergairah kepada Allah, yang bahkan bisa memabukkan dan melupakan diri sendiri. Cinta yang pengaruhnya tampak pada seluruh ucapan, tindakan dan sikap.

Adapun keimanan yang gersang, yang dingin dan pasif, yang tidak melampaui sekedar ketundukan jiwa dan pernyataan lisan, tidak pula tampak pengaruhnya pada aktivitas yang positif, maka itu bukanlah keimanan yang dikehendaki Allah dari hamba-Nya.

Seorang mukmin yang hakiki adalah orang yang memahami keindahan dan keagungan Allah, mengetahui kasih sayang dan kebaikan Allah. Disamping itu, ia meyakini sepenuhnya bahwa Allahlah satu-satunya pemberi nikmat dan anugerah. Tiada nikmat kecuali bahwa Dialah sumbernya, tiada anugerah kecuali dari-Nya. Dengan kesadaran ruhani seperti inilah ia mencintai-Nya. Hatinya sibuk memikirkan-Nya. Seluruh aktivitasnya ditujukan kepada-Nya semata. Kelezatan yang ia rasakan hanya ada dalam ketaatan kepada segala perintah-Nya. Ia memiliki kesempatan untuk menunaikan tugas dari-Nya, dengan senang dan bahagia, damai hatinya dan tegap langkahnya. Jika sang kekasih yang dicintai berbuat baik kepadanya, diterimanya kebaikan itu dengan rasa syukur, baik dengan lisan, hati maupun perbuatan. Jika ia mendapati kesulitan dalam perjuangan mencapai ridha-Nya, ia tegar, berlapang dada, dan sabar tanpa keluh kesah dan perasaan kecewa.

Mengapa kita mencintai Allah?

Dengan sedikit renungan, kita akan mendapatkan kesimpulan bahwa Allah SWT Dzat yang paling berhak untuk dicintai. Dia lebih patut menjadi labuhan hati dibanding orang tua, anak, bahkan diri sendiri.

Hal yang paling mudah difahami oleh akal fikiran, mengapa kita hanya patut mencintai-Nya adalah karena anugerah nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita. Kenikmatan yang seluruh manusia tenggelam di kedalaman samuderanya, yang mengiringi manusia dalam hirupan nafas dan detak jantungnya, yang menyertainya di setiap tempat dan waktu, yang bersama keluasan dan keabadiaannya semata bersumber dari Dzat Allah Swt.

Untuk mengingatkan hamba-hamba-Nya akan nikmat ini, Allah Swt berfirman: �Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan menghitungnya ��(An-Nahl:18)

Rasulullah Saw bersabda:

�Cintailah Allah karena nikmat yang dianugerahkan kepada kalian, cintailah aku karena cinta kalian kepada-Nya, dan cintailah ahlulbaitku karena cinta kalian padaku�. (HR. Tirmidzi dan Al-Hakim).

Wahai sahabat, apakah patut dan masuk akal jika kita menikmati semua ciptaan-Nya, mulai dari cahaya, indahnya waktu pagi dan petang, harmoninya ciptaan seluruh mahluk nan menakjubkan, bumi dan langit yang bisa dimanfaatkan, sebagaimana firman-Nya, �� yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kalian��( Al-Baqarah:29)

Dan juga firman-Nya, �� dan menyempurnakan untuk kalian nikmat-Nya lahir dan batin� , tetapi mengapa kita tidak menunaikan syukur dan tidak pula mengerti kadar nilainya?

Apakah tidak berpengaruh dalam hati kita, bagaimana luas nikmat-Nya dan bertebaran ihsan-Nya, yang kekuasaan-Nya menyilaukan orang yang memandang. Nikmat-Nya adalah keagungan yang tidak dapat diidentifikasi, ilmu yang tiada satu biji atompun di langit dan di bumi yang tidak terdeteksi, dan kearifan yang mencermatkan seluruh makhluk yang dicipta-Nya.

Maka berbahagialah orang yang mencium aroma keelokan-Nya dan mampu menangkap cahaya pancaran keindahan-Nya. Berbahagialah orang yang dapat meneguk anggur kenikmatan-Nya meski bercampuran. Memang, seringkali kita menangkap sesuatu namun tidak memahami substansinya. Seorang penyair bertutur:

Sesuatu yang sering memabukkan orang,
Adalah sesuatu yang disebutnya sebagai kecantikan,
Namun aku tiada pernah mengerti apakah itu

Sebagian ahli hikmah pernah berkata kepada para muridnya, �seluruh manusia sungguh merindukan Allah. Tahukah kalian mengapa demikian? Itu karena mereka merindukan kebajikan yang tiada batas, kesempurnaan yang tiada bertepi, keindahan yang tiada terukur. Semua hanyalah ada pada Allah SWT�.

Bukankah matahari, makhluk yang tampak paling menonjol, paling elok, dan paling hebat yang pernah engkau lihat, hanyalah pantulan dari cahaya-Nya?

Sungguh, pada matahari itu tersirat tanda-tanda keagungan, keindahan, keperkasaan, dan kehebatan penciptanya. Kita bisa membaca tanda-tanda keagungan itu di sana. Dengan itu semua kita bersimpuh dan bersujud.

Jika kita mencintai seseorang karena pemberian dan kebaikannya, karena akhlak dan sifat-sifat terpujinya, maka sungguh kita lebih patut mencintai sumber nikmat dan kemurahan itu.

Bahkan seandainya mereka telah mampu merasakan betapa nikmat cinta-Nya, maka mereka akan disibukkan perhatiannya oleh gejolak perasaan ini hingga menjadi pecinta yang menikmati asyiknya memadu kasih.

Mereka yang menjaga dan menghindarkan diri dari buaian syahwat dengan tujuan hanya mendekatkan diri pada Allah.

Wallohu A'lam Bishowab
Seseorang yang sedang belajar untuk mencintai-Nya

"Insan Kamil Kalimasada"

Kisah Sahabat Haritsah bin Suroqoh



Suatu hari ketika Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam berjalan di kota Madinah beliau berpapasan dengan seorang sahabat yang bernama Haritsah bin Suraqoh. Maka seraya Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bertanya kepadanya dan mengatakan: “Ya Haritsah bagaimana keadaanmu di pagi hari ini?”.
Haritsah menjawab, “Ya Rasulullah aku di pagi hari ini telah mencapai hakekat keimanan”. Ketika mendengar jawaban tersebut Rasul pun berkata kepadanya: “Ya Haritsah segala sesuatu ada buktinya, dan mana bukti dari hakekat imananmu?”.
Haritsah berkata, “Ya Rasulullah telah keluar dari hatiku mahabbah kepada dunia sehingga emas dan batu sama nilainya di mataku. Ya Rasulullah seakan akan arsy tuhanku, dihadapanku sangat jelas, seakan akan penghuni surga mendapatkan ni’mat di surga dihadapanku sangat jelas, dan seakan akan penghuni neraka di neraka mendapatkan azab di neraka dihadapan mataku sangat jelas. Ya Rasulullah di malam hari aku bergadang (bermunajat) dan di siang hari aku berpuasa”.
Ketika Rasul mendengar jawaban Haritsah seraya beliau mengatakan, “(Engkau adalah) hamba Allah yang telah memperoleh cahaya di hatimu. Ya Haritsah engkau telah mengetahui maka lazimilah”.
Haritsah berkata kepada rasulullah: “Ya Rasulullah doakan aku, aku ingin mati syahid di jalan Allah”. Maka Rasul-pun mendoakan agar haritsah mati syahid di jalan Allah.
Kebetulan di hari itu Rasulullah dan para sahabat keluar dari kota Madinah untuk memerangi orang kafir Quraiys di perang Badr dan jumlah tentara orang kafir lebih dari 950 prajurit sedang tentara Rasulullah hanyalah 313 prajurit dan tidak memiliki persenjataan pelaikan sangat sedikit sekali dan sangat terbatas.
Akan tetapi kemenangan dari Allah diberikan kepada Rasulullah dan para sahabat. Sehingga di riwayatkan bahwa yang terbunuh dari orang orang kafir 70 prajurit, dan yang tertawan 70 prajurit. Adapun yang mati syahid dari kaum muslimin 14 sahabat dan diantara mereka adalah Haritsah bin Suraqoh.
Ketika kembali Rasulullah dan para sahabat dari medan perang beliau dihadang oleh ibu Haritsah dan seraya mengatakan kepada rasulullah: “Ya Rasulullah dimana anakku Haritsah?”.
Dijawab oleh Rasulullah: “Wahai ibu Haritsah sabarlah sesunggahnya anakmu terbunuh dijalan Allah”. Maka diulangi pertanyaan tersebut oleh ibu Haritsah kepada Rasulullah. Dan dijawab oleh Rasul dengan jawaban yang serupa. Lantas di ulangilah untuk ketiga kalinya pertanyaan tersebut oleh ibu Haritsah dengan menanyakan: “Ya Rasulallah aku tahu kalau anaku terbunuh di jalan Allah akan tetapi dimana anakku apakah di surga atau di neraka?”.
Rasulullah menjawab: ” Wahai ibu Haritsah apakah kau tidak tahu? Sesungguhnya surga itu bukanlah hanya satu surga, akan tetapi surga itu banyak sekali tingkatannya. Dan sesungguhnya anakmu telah mencapai surga Firdaus yang paling tinggi”.

Diriwayatkan oleh para ahli sejarah bahwa Haritsah terbunuh di jalan Allah ketika beliau berusia 17 tahun.