Islamic Widget

Jumat, 22 Juli 2011

Jagalah cinta Q


Ya Allah

♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥ 
Tetapkanlah Hatiku mencintaiMU..menyayangiMU...

Janganlah kau pasungkan hati ini walau sesaat..

Aku tidak mampu untuk mengayuh perahu lusuh hatiku ini..

Tanpa kodrat dan bantuanMU...

Ya ALLAH

Peliharalah dia yang mencintaimu..

Peliharalah dia yang mencintai mereka yang mencintaiMU..

Sampaikanlah kasih mereka kepadaku..

Biar aku dapat rasakan bagaimana rasanya bercinta dengan MU sepenuh hati...

Sesungguhnya aku adalah hamba yang lemah.

yang Engkau sudah ketahui sejak awal penciptaanku..

Maka........

Peliharalah aku dari cinta dunia ya ALLAH.

Agar hanya dapat ku semai cinta MU yang kian menyubur.....

Kisah Pria dan Wanita






Ada sebuah kisah tentang penciptaan pria & wanita. Pada saat Sang Pencipta
telah selesai menciptakan pria. Ia baru menyadari bahwa Ia juga harus
menciptakan wanita.

Padahal semua bahan untuk menciptakan manusia sudah habis dipakai untuk
menciptakan pria. Kemudian Sang Pencipta merenung sejenak, dan kemudian Ia
mengambil lingkaran bulan purnama, kelenturan ranting pohon anggur, goyang
rumput yang tertiup angin, mekarnya bunga, kelangsingan dari buluh galah,
sinar dari matahari, tetes embun dan tiupan angin.

Ia juga mengambil rasa takut dari kelinci dan rasa sombong dari merak,
kelembutan dari dada burung dan kekerasan dari intan, rasa manis dari madu
dan kekejaman dari harimau, panas dari api dan dingin dari salju, keaktifan
bicara dari burung kutilang dan nyanyian dari burung bul-bul, kepalsuan dari
burung bangau dan kesetiaan dari induk singa.

Dengan mencampurkannya bahan semua itu, maka Sang Pencipta membentuk wanita
dan memberikannya kepada pria. Pria itu merasa senang sekali karena hidupnya
tidak merana dan kesepian seorang diri.
Setelah satu minggu, pria itu datang kepada Tuhan, katanya: ‘Tuhan,
ciptaan-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku membuat hidupku tidak bahagia.
Ia bicara tiada henti sehingga aku tidak dapat beristirahat. Ia minta selalu
untuk diperhatikan. Ia mudah menangis karena hal-hal sepele. Aku datang
untuk mengembalikan wanita itu kepada-Mu, karena aku tidak bisa hidup
dengannya’.

‘Baiklah’, kata Sang Pencipta. Dan Ia mengambilnya kembali. Beberapa minggu
kemudian, pria itu datang lagi kepada Tuhan, dan berkata, ‘Tuhan, sejak aku
memberikan kembali wanita ciptaan-Mu, kini aku merana kesepian.

Tiada lagi yang memperhatikanku, tiada lagi yang menyayangiku. Aku selalu
memikirkan dia, ke mana pun aku pergi, aku selalu ingat dia. Makan tidak
enak, tidur tidak nyenyak. Aku rindu kepadanya. Di kala aku sendirian,
kubayangkan wajahnya yang cantik, kubayangkan bagaimana ia menari dan
menyanyi. Bagaimana ia melirik aku. Bagaimana ia bercakap-cakap dan manja
kepadaku. Ia sangat cantik untuk dipandang, dan sedemikian lembut untuk
disentuh. Aku suka akan senyumannya.

Tuhan, kembalikan lagi wanita itu kepadaku!’.
Sang Pencipta berkata, ‘Baiklah’. Ia memberikan wanita itu kembali
kepadanya. Tetapi, tiga hari kemudian pria itu datang lagi kepada Tuhan dan
berkata, ‘Tuhan, aku tidak mengerti. Mengapa dia memberikan lebih banyak
lagi kesusahan dari pada kegembiraan. Dia semakin menyebalkan. Aku tidak
tahan lagi dengan sikap dan tingkah lakunya. Aku berdoa kepada-Mu.

Ambillah kembali wanita itu. Aku tidak dapat lagi hidup dengannya’.
Sang Pencipta balik bertanya, ‘Kamu tidak dapat hidup lagi dengannya?’.
Pria itu tertunduk malu, ia merasa putus asa. Dalam hatinya ia berkata, ‘Apa
yang harus aku perbuat? Aku tidak dapat hidup dengannya, tetapi aku juga
tidak dapat hidup tanpa dia. Tuhan, ajarilah aku untuk mengerti apa arti
hidup ini?’.

‘Belajarlah untuk memahami perbedaan dan belajarlah untuk berani menerima
perbedaan dalam hidupmu! Pahamilah dan usahakanlah apa yang menjadi
kebutuhan mendasar dari pasangan hidupmu!’, jawab Tuhan.
Dan inilah enam kebutuhan mendasar pria dan wanita:

1. Wanita membutuhkan perhatian, dan pria membutuhkan kepercayaan.

2. Wanita membutuhkan pengertian, dan pria membutuhkan penerimaan.

3. Wanita membutuhkan rasa hormat, dan pria membutuhkan penghargaan.

4. Wanita membutuhkan kesetiaan, dan pria membutuhkan kekaguman.

5. Wanita membutuhkan penegasan, dan pria membutuhkan persetujuan.

6. Wanita membutuhkan jaminan, dan pria membutuhkan dorongan

copaz Inspirasi. dani Ramdani

ungkapan rasa yang sulit terucap ...

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sebenarnya surat ini ingin kukirimkan kepadamu wahai engkau yang mampu melumpuhkan hatiku. Surat ini ingin kuselipkan dalam satu kehidupanmu, namun... aku hanya lelaki yang tak memiliki keberanian dalam mengungkapkan semua percikan-percikan rasa yang terjadi dalam hatiku. Aku hanya dia yang engkau anggap tidak lebih, aku hanya merasa seperti itu.
Assalamu’alaikum wahai engkau yang melumpuhkan hatiku
Tak terasa dua tahun aku memendam rasa itu, rasa yang ingin segera kuselesaikan tanpa harus mengorbankan perasaan aku atau dirimu. Seperti yang engkau tahu, aku selalu berusaha menjauh darimu, aku selalu berusaha tidak acuh padamu. Saat di depanmu, aku ingin tetap berlaku dengan normal walau perlu usaha untuk mencapainya.
Takukah engkau wahai yang mampu melumpuhkan hatiku? Entah mengapa aku dengan mudah berkata “cinta” kepada mereka yang tak kucintai namun kepadamu, lisan ini seolah terkunci. Dan aku merasa beruntung untuk tidak pernah berkata bahwa aku mencintaimu, walau aku teramat sakit saat mengetahui bahwa aku bukanlah mereka yang engkau cintai walaupun itu hanya sebagian dari prasangkaku. Jika boleh aku beralasan, mungkin aku cuma takut engkau akan menjadi “illah” bagiku, karena itu aku mencoba untuk mengurung rasa itu jauh ke dalam, mendorong lagi, dan lagi hingga yang terjadi adalah tolakan-tolakan dan lonjakan yang membuatku semakin tidak mengerti.
Sakit hatiku memang saat prasangkaku berbicara bahwa engkau mencintai dia dan tak ada aku dalam kamus cintamu, sakit memang, sakit terasa dan begitu amat perih. Namun 1000 kali rasa itu lebih baik saat aku mengerti bahwa senyummu adalah sesuatu yang berarti bagiku. Ketentramanmu adalah buah cinta yang amat teramat mendekap hatiku, dan aku mengerti bahwa aku harus mengalah.
Wahai engkau yang melumpuhkan hatiku, andai aku boleh berdoa kepada Tuhan, mungkin aku ingin meminta agar Dia membalikkan sang waktu agar aku mampu mengedit saat-saat pertemuan itu hingga tak ada tatapan pertama itu yang membuat hati ini terus mengingatmu. Jarang aku memandang wanita, namun satu pandangan saja mampu meluluhkan bahkan melumpuhkan hati ini. Andai aku buta, tentu itu lebih baik daripada harus kembali lumpuh seperti ini.
Banyak lembaran buku yang telah kutelusuri, banyak teman yang telah kumintai pendapat. Sebahagian mendorongku untuk mengakhiri segala prasangku tentangmu tentang dia karena sebahagian prasangka adalah suatu kesalahan,mereka memintaku untuk membuka tabir lisan ini juga untuk menutup semua rasa prasangmu terhadapku. Namun di titik yang lain ada dorongan yang begitu kuat untuk tetap menahan rasa yang terlalu awal yang telah tertancap dihati ini dan membukanya saat waktu yang indah yang telah ditentukan itu (andai itu bukan suatu mimpi).
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin aku bukanlah pejantan tangguh yang siap untuk segera menikah denganmu. Masih banyak sisi lain hidup ini yang harus ku kelola dan kutata kembali. Juga kamu wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kamu yang dengan halus menolak diriku menurut prasangkaku dengan alasan belum saatnya memikirkan itu. Sungguh aku tidak ingin menanggung beban ini yang akan berujung ke sebuah kefatalan kelak jika hati ini tak mampu kutata, juga aku tidak ingin BERPACARAN denganmu.
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin saat ini hatiku milikmu, namun tak akan kuberikan setitik pun saat-saat ini karena aku telah bertekad dalam diriku bahwa saat-saat indahku hanya akan kuberikan kepada BIDADARI-ku. Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tolong bantu aku untuk meraih bidadari-ku bila dia bukanmu.
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tahukah kamu betapa saat-saat inilah yang paling kutakutkan dalam diriku, jika saja Dia tidak menganugerahi aku dengan setitik rasa malu, tentu aku telah meminangmu bukan sebagai istriku namun sebagai kekasihku.
Andai rasa malu itu tidak pernah ada, tentu aku tidak berusaha menjauhimu. Kadang aku bingung, apakah penjauhan ini merupakan jalan yang terbaik yang berarti harus mengorbankan ukhuwah diantara kita atau harus mengorbankan iman dan maluku hanya demi hal yang tampak sepele yang demikian itu.
Aku yang tidak mengerti diriku…
Ingin ku meminta kepadamu, sudikah engkau menungguku hingga aku siap dengan tegak meminangmu dan kau pun siap dengan pinanganku?! Namun wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kadang aku berpikir semua pasti berlalu dan aku merasa saat-saat ini pun akan segera berlalu, tetapi ada ketakutan dalam diriku bila aku melupakanmu. .. aku takut tak akan pernah lagi menemukan dirimu dalam diri mereka-mereka yang lain.
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, ijinkan aku menutup surat ini dan biarkan waktu berbicara tentang takdir antara kita. Mungkin nanti saat dimana mungkin kau telah menimang cucu-mu dan aku juga demikian, mungkin kita akan saling tersenyum bersama mengingat kisah kita yang tragis ini. Atau mungkin saat kita ditakdirkan untuk merajut jalan menuju keindahan sebahagian dari iman, kita akan tersenyum bersama betapa akhirnya kita berbuka setelah menahan perih rindu yang begitu mengguncang.
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mintalah kepada Tuhan-mu, Tuhan-ku, dan Tuhan semua manusia akhir yang terbaik terhadap kisah kita. Memintalah kepada-Nya agar iman yang tipis ini mampu bertahan, memintalah kepada-Nya agar tetap menetapkan malu ini pada tempatnya.
Wahai engkau yang sekarang kucintai, semoga hal yang terjadi ini bukanlah sebuah DOSA.
semoga bermanfa'at

Salah dan hilaf andai ada kata yg kurang berkenan mohon ma'afkan
ana Andhika Al-Banjari Insaniah fakir hamba Allah yg tiada daya n upaya,yg benar itu datangnya daripada Allah SWT n yg salah itu datangnya daripada kelemahan diri ana pula.


putuz cintah..nyantai azz..


Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh…


**Putus Sama Pacar, Tapi Kok Masih Keingat-ingat Ya..Gimana donk?Pernah putus “cinta” (baca: putus dari pacar)?? Kalo iya…”kacian deh kamyuuu..:)”.. :p


Ups..sorry..bukannya ga’ berempati, tapi beneran..”kasihan” deh kamu-kamu yang pernah ngerasain putus sama pacarnya :). Makanya..dibilangin jangan pacaran, kamu tetep bandel sih. Coba kalo kamu ga bla..bla..bla………………………
Tapi “it’s OK lah”..:) anggap saja hal itu sebagai kegagalan yang mesti kamu-kamu perbaiki. Kalo udah pernah mengalami jangan mencoba lagi, bagi yang belum mengalami jangan coba-coba :).**

Yupz... itulah sepenggal nasihat dari seorang teman saya untuk teman yang lain. Baru saja ia meninggalkan dunia kejahiliyahannya. Dulu dia pun pernah mengalami proses-proses tidak syar'i yang bernama PDKT, HTS, dan PACARAN. Dan alhamdulillah sekarang seiring dengan kesadarannya sebagai muslimah yang ahsan dan menjaga maruah. Dunia itu satu persatu ia tinggalkan. Subhanallah...
Memang betul kan?!

Ketika para aktivis pacaran itu ditanya tentang keseriusan mereka untuk merit, mereka pasti bilang, “Lihat aja nanti deh, yang sekarang kita jalanin aja dulu.” Kok mau sih digombalin sama pacar ? Apalagi mereka masih mengenakan putih-abu abu, putih biru dan ada juga yang putih merah, mana bisa mau dan siap nikah cepet-cepet. Artinya itu sudah sejak awal bikin peluang besar untuk putus dan berlinangan air mata. Iya kan?!
Sedangkan Islam tidak pernah mengajarkan yang namanya aktifitas pacaran. Dan itu berarti Islam memperkecil volume patah hati yang memang perih sekali jika dirasakan.

Bicara soal patah hati, pasti tidak akan lepas dari yang namanya cinta. Kalo sudah bicara soal cinta, maka ceritanya panjang seperti rel kereta api Semarang-Jambi (emang ada ya Semarang-jambi by Train, hohoho) Dari awal mula manusia diciptakan sampe nanti hari kiamat, cerita tentang cinta tidak akan pernah bosan diperbincangkan dan tidak akan pernah hilang ditelan zaman. Cerita cinta memang tidak selamanya indah. Kadang ada yang berakhir dengan tawa, ada juga yang berakhir dengan linangan air mata. Dan patah hati adalah salah satu ending dari cerita ini. Yup. Bad ending. Hikz...hikz... T_T

Bukan hanya di dalam dunia pacaran saja, tetapi untuk para ikhwah yang pernah mengalami patah hati karena ditinggal pasangan taarufnya, untuk itulah saya menulis ini. Agar adil dan tidak terkesan munafik bahwa seorang akhwat atau ikhwan tidak bisa patah hati karena keimanan mereka tidak di ragukan dan kecintaan mereka yang katanya hanya untuk Sang Rabb sang Maha Cinta.
Eits, Siapa bilang?! Mereka juga manusia biasa yang juga bisa mengalami pasang surut iman seperti gelombang di lautan lepas yang kadang naik kedarat kadang pula lepas ke tengah perairan.

Patah hati adalah hal lumrah yang di alami tiap-tiap manusia. Disaat kita sudah yakin dengan seseorang bahwa dialah yang selama ini di idamkan menjadi pasangan jiwa sehidup semati, menyelesaikan separuh usia dalam biduk rumah tangga. Namun berbeda dengan dirinya yang ternyata tak mengehendaki kita untuk menjadi pendamping yang menemani hari-hari istimewa sebagai istri maupun suami.

Jangan biarkan sindrom patah hati menguasai diri kita,
berikut ada beberapa tips mengurangi dampak patah hati :

1. Jangan mendramatisir keadaan
Di saat sedang patah hati, tak perlu terlarut terlalu dalam. Hindari suasana yang membuat kita menjadi mellow atau melankolis. Jangan mendengarkan lagu-lagu dengan tema patah hati, seperti Pupusnya Dewa atau Padihnya lastchild. Atau melakukan aktifitas lain yang malah bikin sesak hati. itu sama saja menaburkan garam di atas luka. Perih.

2. Putus asa itu dosa
Ingatlah bahwa berputus asa itu dosa. Rasulullah SAW bersabda : “Dosa besar itu adalah mempersekutukan Allah, putus asa dari karunia Allah dan putus harapan dari rahmat Allah.” (HR. Al Bazzar dan Thabrani)

3. Berhenti memikirkan si dia, don’t be alone !
Jangan buang-buang waktu memikirkan seseorang yang saat ini kemungkinan besar sedang berbahagia bersama orang lain, dan sama sekali tidak memikirkan kita
Alihkan pikiran dan fokus kepada hal lain. Ujian yang di depan mata, misalnya. Sediakan diri 100 persen untuk siap men-support keluarga. Habiskan lebih banyak waktu dengan teman-teman. Sebisa mungkin lawan keinginan untuk bersendirian yang akan membuat lebih nelangsa.

4. Perbanyak kegiatan positif
Bayang-bayang itu semakin sering muncul apabila kita sering menyendiri. Agar tidak keseringan menyendiri, kita harus sering bergerak melakukan aktifitas-aktifitas bermanfaat seperti menulis, membaca, bersilaturahmi membantu kegiatan sosial, mengajar dll. Atau kegiatan yang paling positif adalah mengkaji tentang Islam, dan gabung dengan aktifitas dakwah. Insya Allah bisa menghilangakan pahitnya patah hati, karena Islam itu lebih keren dari yang kita duga. :)

5. Bersyukur, berusaha dan doa
Kalau putus dari pacar, itu berarti terbebas dari perbuatan mendekati zina. Harusnya kita bersyukur. Kalo memang sudah siap nikah, nikah aja ngapain pacaran. Buktiin keseriuasan kita. Kalo belum siap, ya jangan dipaksain nikah. Buat yang ditolak saat melamar, itu tandanya Allah ngasih tahu bahwa akhwat/ikhwan itu tidak matching sama dengan kita. Anda belum beruntung. Coba lagi. Dan jangan lupa berdoa karena Allah pasti akan kasih jalan keluar yang terbaik untuk kita semuanya.

6. Patah hati semalam
Yang terakhir adalah, patah hati boleh. Asal pertegas dalam diri kita, hanya satu malam. Tidak boleh lebih. :) Dan besok pagi, usahakan kita bangun dengan semangat baru, mimpi dan harapan baru pula.

Cinta itu hanyut bagi orang yang hanyut.
Cinta itu teguh bagi orang yang teguh.
Jangan biarkan kegagalan cinta menghanyutkan iman kita akan janji Allah tentang pengganti yang jauh lebih baik.
Patah hati hanya boleh terjadi dalam 1malam.