Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh…
**Putus Sama Pacar, Tapi Kok Masih Keingat-ingat Ya..Gimana donk?Pernah putus “cinta” (baca: putus dari pacar)?? Kalo iya…”kacian deh kamyuuu..:)”.. :p
Ups..sorry..bukannya ga’ berempati, tapi beneran..”kasihan” deh kamu-kamu yang pernah ngerasain putus sama pacarnya :). Makanya..dibilangin jangan pacaran, kamu tetep bandel sih. Coba kalo kamu ga bla..bla..bla………………………
Tapi “it’s OK lah”..:) anggap saja hal itu sebagai kegagalan yang mesti kamu-kamu perbaiki. Kalo udah pernah mengalami jangan mencoba lagi, bagi yang belum mengalami jangan coba-coba :).**
Yupz... itulah sepenggal nasihat dari seorang teman saya untuk teman yang lain. Baru saja ia meninggalkan dunia kejahiliyahannya. Dulu dia pun pernah mengalami proses-proses tidak syar'i yang bernama PDKT, HTS, dan PACARAN. Dan alhamdulillah sekarang seiring dengan kesadarannya sebagai muslimah yang ahsan dan menjaga maruah. Dunia itu satu persatu ia tinggalkan. Subhanallah...
Memang betul kan?!
Ketika para aktivis pacaran itu ditanya tentang keseriusan mereka untuk merit, mereka pasti bilang, “Lihat aja nanti deh, yang sekarang kita jalanin aja dulu.” Kok mau sih digombalin sama pacar ? Apalagi mereka masih mengenakan putih-abu abu, putih biru dan ada juga yang putih merah, mana bisa mau dan siap nikah cepet-cepet. Artinya itu sudah sejak awal bikin peluang besar untuk putus dan berlinangan air mata. Iya kan?!
Sedangkan Islam tidak pernah mengajarkan yang namanya aktifitas pacaran. Dan itu berarti Islam memperkecil volume patah hati yang memang perih sekali jika dirasakan.
Bicara soal patah hati, pasti tidak akan lepas dari yang namanya cinta. Kalo sudah bicara soal cinta, maka ceritanya panjang seperti rel kereta api Semarang-Jambi (emang ada ya Semarang-jambi by Train, hohoho) Dari awal mula manusia diciptakan sampe nanti hari kiamat, cerita tentang cinta tidak akan pernah bosan diperbincangkan dan tidak akan pernah hilang ditelan zaman. Cerita cinta memang tidak selamanya indah. Kadang ada yang berakhir dengan tawa, ada juga yang berakhir dengan linangan air mata. Dan patah hati adalah salah satu ending dari cerita ini. Yup. Bad ending. Hikz...hikz... T_T
Bukan hanya di dalam dunia pacaran saja, tetapi untuk para ikhwah yang pernah mengalami patah hati karena ditinggal pasangan taarufnya, untuk itulah saya menulis ini. Agar adil dan tidak terkesan munafik bahwa seorang akhwat atau ikhwan tidak bisa patah hati karena keimanan mereka tidak di ragukan dan kecintaan mereka yang katanya hanya untuk Sang Rabb sang Maha Cinta.
Eits, Siapa bilang?! Mereka juga manusia biasa yang juga bisa mengalami pasang surut iman seperti gelombang di lautan lepas yang kadang naik kedarat kadang pula lepas ke tengah perairan.
Patah hati adalah hal lumrah yang di alami tiap-tiap manusia. Disaat kita sudah yakin dengan seseorang bahwa dialah yang selama ini di idamkan menjadi pasangan jiwa sehidup semati, menyelesaikan separuh usia dalam biduk rumah tangga. Namun berbeda dengan dirinya yang ternyata tak mengehendaki kita untuk menjadi pendamping yang menemani hari-hari istimewa sebagai istri maupun suami.
Jangan biarkan sindrom patah hati menguasai diri kita,
berikut ada beberapa tips mengurangi dampak patah hati :
1. Jangan mendramatisir keadaan
Di saat sedang patah hati, tak perlu terlarut terlalu dalam. Hindari suasana yang membuat kita menjadi mellow atau melankolis. Jangan mendengarkan lagu-lagu dengan tema patah hati, seperti Pupusnya Dewa atau Padihnya lastchild. Atau melakukan aktifitas lain yang malah bikin sesak hati. itu sama saja menaburkan garam di atas luka. Perih.
2. Putus asa itu dosa
Ingatlah bahwa berputus asa itu dosa. Rasulullah SAW bersabda : “Dosa besar itu adalah mempersekutukan Allah, putus asa dari karunia Allah dan putus harapan dari rahmat Allah.” (HR. Al Bazzar dan Thabrani)
3. Berhenti memikirkan si dia, don’t be alone !
Jangan buang-buang waktu memikirkan seseorang yang saat ini kemungkinan besar sedang berbahagia bersama orang lain, dan sama sekali tidak memikirkan kita
Alihkan pikiran dan fokus kepada hal lain. Ujian yang di depan mata, misalnya. Sediakan diri 100 persen untuk siap men-support keluarga. Habiskan lebih banyak waktu dengan teman-teman. Sebisa mungkin lawan keinginan untuk bersendirian yang akan membuat lebih nelangsa.
4. Perbanyak kegiatan positif
Bayang-bayang itu semakin sering muncul apabila kita sering menyendiri. Agar tidak keseringan menyendiri, kita harus sering bergerak melakukan aktifitas-aktifitas bermanfaat seperti menulis, membaca, bersilaturahmi membantu kegiatan sosial, mengajar dll. Atau kegiatan yang paling positif adalah mengkaji tentang Islam, dan gabung dengan aktifitas dakwah. Insya Allah bisa menghilangakan pahitnya patah hati, karena Islam itu lebih keren dari yang kita duga. :)
5. Bersyukur, berusaha dan doa
Kalau putus dari pacar, itu berarti terbebas dari perbuatan mendekati zina. Harusnya kita bersyukur. Kalo memang sudah siap nikah, nikah aja ngapain pacaran. Buktiin keseriuasan kita. Kalo belum siap, ya jangan dipaksain nikah. Buat yang ditolak saat melamar, itu tandanya Allah ngasih tahu bahwa akhwat/ikhwan itu tidak matching sama dengan kita. Anda belum beruntung. Coba lagi. Dan jangan lupa berdoa karena Allah pasti akan kasih jalan keluar yang terbaik untuk kita semuanya.
6. Patah hati semalam
Yang terakhir adalah, patah hati boleh. Asal pertegas dalam diri kita, hanya satu malam. Tidak boleh lebih. :) Dan besok pagi, usahakan kita bangun dengan semangat baru, mimpi dan harapan baru pula.
Cinta itu hanyut bagi orang yang hanyut.
Cinta itu teguh bagi orang yang teguh.
Jangan biarkan kegagalan cinta menghanyutkan iman kita akan janji Allah tentang pengganti yang jauh lebih baik.
Patah hati hanya boleh terjadi dalam 1malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar