Wanita solehah ialah wanita penghibur suami. Merekalah sebenarnya WANITA PENGHIBUR dan isteri yang paling pandai melayani suaminya, dengan mempersembahkan segala kemesraan, kemanjaan dan cinta yang sebenarnya. Sehingga hati suami selalu merindukannya dan tidak mau berpisah dengannya walaupun sekejap.
Namun bagaimana untuk menjadikannya kenyataan? Apa yang perlu dilakukan oleh isteri? Mudah saja! Satu daripadanya ialah dengan mengukir SENYUMAN.
GINCU yang paling indah bagi isteri ialah SENYUMANNYA yang MANIS menghiasi bibir.
Celak yang paling indah menghiasi sepasang matanya ialah pandangan yang MESRA dan LEMBUT.
PAKAIAN paling cantik yang dipakainya ialah KELEMBUTAN dan KEHALUSANNYA.
Dan WEWANGIAN paling harum yang dikenakanya ialah KEBERSIHANNYA.
Alangkah baiknya jika sang isteri menggunakan senyumannya yang manis, pandangan yang mesra dan lembut serta wajahnya yang berseri-seri terutama sekali ketika mengiringi kepergian suami tersayang ke muka pintu, apabila suami hendak keluar rumah dan apabila menyambut kepulangannya.
Rasulullah SAW pernah memberitahu Sayidina Umar .R.A yakni tentang HARTA yang PALING BAIK di dunia ini ialah ISTERI yang SHOLEHAH dan satu daripada CIRI isteri yang solehah kata Rasulullah SAW ialah yang MENGGEMBIRAKAN suaminya apabila suami MELIHAT ke arahnya.
Apabila suamihanya memandang wajah isterinya yang menghantar dan menyambutnya di muka pintu dengan senyuman manis, wajah yang dihiasi cantik untuk suaminya (tidak comot), rasa lapang hati dan gembira tidak terkata. Hilang segala rasa letih, lapar, dahaga dan tekanan perasaan. Semuanya hilang disebabkan mujarabnya SENYUMAN isteri yang diiringi KATA-KATA yang LEMBUT dan MANJA menusuk kalbu. Ini yang menyebabkan hati suami tertawan dan segera pulang ke rumah, bukan karena takut isteri yang ‘Queen Control’ sehingga suami akan pergi kerja pun harus membawa jam beker sebab takut terlewat pulang kena marah dengan isteri. Isteri begini tak masuk booklah..!
Coba kita bayangkan ketika hendak menaiki dan turun dan kapal terbang. Ada beberapa pramugari yang ditugaskan untuk menyambut kita di muka pintu, dengan senyuman yang manis mengucapkan selamat datang, selamat pagi, terima kasih dan sebagainya. Kita berasa sungguh BAHAGIA apabila disambut dan dilayan sedemikian rupa. Apatah insan yang bergelar suami yang mendapat layanan yang paling istimewa dari isterinya yang tercinta. Hati suami akan gembira tidak terperi.
Mari kita betapa pentingnya untuk isteri mengiringi kepergian suami ke muka pintu apabila suami hendak keluar rumah dan menyambut kepulangannya dengan senyuman:
1) Sebagai SEMANGAT dan MOTIVASI kepada suami yang keluar mencari nafkah dan berasa letih apabila selesai bekerja. Kajian mengatakan : “suami yang mendapat belaian dan perhatian daripada isterinya akan cemerlang di tempat kerjanya dan di tengah masyarakat.”
2) MERAPATKAN hubungan antara suami isteri dan menerbitkan rasa RINDU ingin segera bertemu.
3) Suami merasakan dirinya DIHARGAI dan DISAYANGI.
4) Timbul perasaan SALING MEMPERCAYAIi anatara satu sama lain.
5) Turunnya RAHAMAT dan KEBERKAHAN dari Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Sesungguhnya apabila seorang suami menatap isterinya dan isterinya membalas pandang (dengan penuh rasa cinta-kasih) maka Allah SWT menatap mereka dengan pandangan kasih mesra. Jika suami membelai tangan isterinya maka dosa mereka jatuh berguguran di celahan jari-jari tangan mereka”. (Riwayat Maisarah bin Ali daripada Abu Said Al-Khudri)
6) Senyuman adalah rahsia AWET MUDA. Kajian mengatakan apabila seseorang itu senyum, dia menggunakan 14 otot di mukanya dan ini adalah rahasia awet muda. Manakala apabila seseorang itu bermasam muka, dia telah menggunakan 72 otot di mukanya dan ini adalah penyebab ‘cepat’ tua.
7) Senyuman mendapat pahala SEDEKAH, ditambah dengan pahala melayani suami yang besar ganjarannya di sisi Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda: “Siapa-siapa wanita yang menunggu suami pulang lalu disapukan mukanya, dihamparkan tempat duduknya, menyediakan makanannya, merenung suaminya atau memegang tangannya, memperelokkan hidangannnya, memelihara anaknya dan memanfaatkan hartanya kepada suaminya karena mencari keridhoan Allah SWT, maka dituliskan baginya tiap-tiap kalimat ucapannya, tiap-tiap langkahnya, tiap-tiap renugannya kepada suaminya sebagai pahala memerdekakan seorang hamba”. (Riwayat Ibnu Mas’ud)
Sumberi: DSH (Dakwah Sepanjang Hayat)
Kamis, 15 April 2010
ANDAI AKU DIMAKAMKAN HARI INI
Perlahan, tubuhku ditutup tanah.
Perlahan, semua pergi meninggalkanku.
Masih terdengar jelas langkah-langkah terakhir mereka
Aku sendirian, di tempat gelap yang tak pernah terbayang,
Sendiri, menunggu keputusan...
Istri, belahan hati, belahan jiwa pun pergi,
Anak, yang di tubuhnya darahku mengalir, tak juga tinggal,
Apa lagi sekedar tangan kanan, kawan dekat, rekan bisnis, atau orang lain,
Aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.
Istriku menangis, sangat pedih, aku pun demikian,
Anakku menangis, tak kalah sedih, dan aku juga,
Tangan kananku menghibur mereka, kawan dekatku berkirim bunga dan ucapan,
Tetapi aku tetap sendiri, disini, menunggu perhitungan ...
Menyesal sudah tak mungkin. Tobat tak lagi dianggap.
Dan ma'af pun tak bakal didengar, aku benar-benar harus sendiri...
Ya .ALLAH...
(entah dari mana kekuatan itu datang, setelah sekian lama aku tak lagi dekat dengan-Nya, tiba-tiba saja aku ingin menyebut-Nya)
Jika kau beri aku satu lagi kesempatan,
Jika kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu, beberapa hari saja...
Aku akan berkeliling, memohon ma'af pada mereka,
Yang selama ini telah merasakan zalimku, yang selama ini sengsara karena aku,
Yang tertindas dalam kuasaku, yang selama ini telah aku sakiti hatinya
Yang selama ini telah aku bohongi...
Aku akan kembalikan, semua harta kotor ini,
Yang kukumpulkan dengan wajah gembira, yang kukuras dari sumber yang tak jelas,
Yang kumakan, bahkan kutelan yang sudah jelas haram...
Aku harus tuntaskan janji-janji palsu yang sering kuumbar dulu
Dan ALLAH...
Beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,
Untuk berbakti kepada ayah dan ibu tercinta,
Teringat kata-kata kasar dan keras yang menyakitkan hati mereka,
Maafkan aku ayah dan ibu, mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayangmu
Beri juga aku waktu, untuk berkumpul dengan istri dan anakku,
Untuk sungguh-sungguh beramal soleh ...
Aku sungguh ingin bersujud dihadap-Mu, bersama mereka...
Begitu sesal diri ini karena hari-hari telah berlalu tanpa makna
Penuh kesia-siaan ...
Kesenangan yang pernah kuraih dulu, tak ada artinya sama sekali
Mengapa kusia-siakan saja waktu hidup yang hanya sekali itu
Andai aku bisa putar ulang waktu itu ...
Aku dimakamkan hari ini, dan semua menjadi tak terma'afkan,
Dan semua menjadi terlambat, dan aku harus sendiri,
Untuk waktu yang tak terbayangkan ...
(Muhammad Eko Avianto)
Perlahan, semua pergi meninggalkanku.
Masih terdengar jelas langkah-langkah terakhir mereka
Aku sendirian, di tempat gelap yang tak pernah terbayang,
Sendiri, menunggu keputusan...
Istri, belahan hati, belahan jiwa pun pergi,
Anak, yang di tubuhnya darahku mengalir, tak juga tinggal,
Apa lagi sekedar tangan kanan, kawan dekat, rekan bisnis, atau orang lain,
Aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.
Istriku menangis, sangat pedih, aku pun demikian,
Anakku menangis, tak kalah sedih, dan aku juga,
Tangan kananku menghibur mereka, kawan dekatku berkirim bunga dan ucapan,
Tetapi aku tetap sendiri, disini, menunggu perhitungan ...
Menyesal sudah tak mungkin. Tobat tak lagi dianggap.
Dan ma'af pun tak bakal didengar, aku benar-benar harus sendiri...
Ya .ALLAH...
(entah dari mana kekuatan itu datang, setelah sekian lama aku tak lagi dekat dengan-Nya, tiba-tiba saja aku ingin menyebut-Nya)
Jika kau beri aku satu lagi kesempatan,
Jika kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu, beberapa hari saja...
Aku akan berkeliling, memohon ma'af pada mereka,
Yang selama ini telah merasakan zalimku, yang selama ini sengsara karena aku,
Yang tertindas dalam kuasaku, yang selama ini telah aku sakiti hatinya
Yang selama ini telah aku bohongi...
Aku akan kembalikan, semua harta kotor ini,
Yang kukumpulkan dengan wajah gembira, yang kukuras dari sumber yang tak jelas,
Yang kumakan, bahkan kutelan yang sudah jelas haram...
Aku harus tuntaskan janji-janji palsu yang sering kuumbar dulu
Dan ALLAH...
Beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,
Untuk berbakti kepada ayah dan ibu tercinta,
Teringat kata-kata kasar dan keras yang menyakitkan hati mereka,
Maafkan aku ayah dan ibu, mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayangmu
Beri juga aku waktu, untuk berkumpul dengan istri dan anakku,
Untuk sungguh-sungguh beramal soleh ...
Aku sungguh ingin bersujud dihadap-Mu, bersama mereka...
Begitu sesal diri ini karena hari-hari telah berlalu tanpa makna
Penuh kesia-siaan ...
Kesenangan yang pernah kuraih dulu, tak ada artinya sama sekali
Mengapa kusia-siakan saja waktu hidup yang hanya sekali itu
Andai aku bisa putar ulang waktu itu ...
Aku dimakamkan hari ini, dan semua menjadi tak terma'afkan,
Dan semua menjadi terlambat, dan aku harus sendiri,
Untuk waktu yang tak terbayangkan ...
(Muhammad Eko Avianto)
Kamis, 01 April 2010
Ratapan Dari Hamba Yang Penuh Dosa (renungan)
Ya Allah ampunkanlah dosa hambaMu ini, hambaMu yang kadang sombong
dihadapanMu, hambaMu yang sering ingkar akan segala kenikmatan yang
Engkau berikan, dan hambaMu yang sering lupa untuk bersyukur kepadaMu.
Sombong karena hamba merasa diri hamba sudah hebat, sudah kuat, dan
sudah tidak bergantung pada siapapun, padahal hanya Engkaulah yang
berhak sombong, apa yang di banggakan dari hamba, apa yang dimiliki oleh
hamba, dan apa kepunyaan hamba! Semuanya adalah milikMu ya Allah,
semuanya kepunyaanMu ya Allah, dan semunya hanyalah amanah dariMu ya
Allah, maka tidak pantaslah diri ini menyombongkan diri. Ya Allah
bimbinglah hambaMu ini untuk selalu menjaga amanahMu dengan sebaik-baiknya.
Ingkar karena hambaMu sudah dilupakan oleh kenikmatan dunia yang
gemerlap dan yang fana, kenikmatan yang semu belaka, padahal kenikmatan
itu hanyalah ujian bagi hamba, kenikmatan yang tak seharusnya melupakan
hamba dariMu, tetapi kenikmatan yang akan menguatkan hati hamba untuk
terus menerus mendekatkan diri kepadaMu.
Lupa karena hati hamba menghitam pekat disebabkan banyak sekali maksiat
yang hamba lakukan, padahal Engkau sangat murka dengan orang yang
berbuat maksiat, hamba ingin sekali tidak melakukan itu semua, tapi hati
hambaMu ini sulit sekali keluar dari gelapnya hati. Oleh karena itu ya
Allah berilah hamba petunjukMu, petunjuk yang dapat menerangkan hati
hamba, petunjuk yang dapat menguatkan hati hamba, dan petunjuk yang
dapat membawa hambaMu ini untuk menggapai ridhaMu ya Allah.
Ya Allah berapa banyak nikmatMu yang hamba ingkari dan kufuri, harus
berapa lama lagi ya Allah, hambaMu ini berada dalam kesesatan, kesesatan
yang menyesak hati dan menyayat hati, ingin sekali bisa merengkuh
nikmatnya Iman dan nikmatnya Islam, tetapi lagi-lagi ya Allah, hamba
terhambat, dikarenakan kemalasan hamba, kelalaian hamba ataupun bahkan
kosombongan hamba.
Ya Allah terangkanlah dan cerahkanlah hati hambaMu ini, secerah mentari
pagi hari yang dapat menerangi kegelapan malam dan menghancurkan
kekufuran. Hati hamba bergejolak tak karuan, kadang naik bahkan kadang
turun, padahal hamba telah berusaha untuk tidak seperti itu, hanya
pertolonganMu lah ya Allah yang dapat menjadikan hamba kuat untuk
menghadapi semua itu, berilah kekuatan hamba untuk mempertahankan ketika
iman hamba sedang kuat, dan berikan kekuatan pula ketika iman sedang
turun agar bisa meningkat lagi, sehingga hamba bisa mendekat denganMu
dengan hati yang bersih dan suci, hamba tidak ingin menemuiMu ketika
hamba sedang kotor, ketika hamba berhati hitam, dan ketika hamba
terperosok ke dalam jurang yang gelap gulita sehingga menggelapkan mata
batin ini.
Ya Allah sering sekali hati ini berpaling dariMu, cinta yang Engkau
ciptakan kepada hamba yang Engkau tanam di hati hamba, sering sekali
hamba manfaatkannya bukan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepadaMu,
tetapi kadang cinta ini membuat hamba lupa padaMu, lupa dari
segala-galanya. Hamba sering sekali lebih mencintai ciptaanMu daripada
kepadaMu ya Allah. Hamba sering mencintai lawan jenis tidak karenaMu ya
Allah, hamba lebih sering mencintai harta tidak karenMu ya Allah, dan
hamba lebih sering mencintai tahta tidak karenaMu ya Allah. Cinta apakah
itu ya Allah, apakah bukan cinta tapi hawa nafsu yang membuncah, jika
benar memang hanya sebuah hawa nafsu, maka lepaskanlah ya Allah cinta
yang seperti itu, hamba tidak ingin merasakan cinta yang seperti itu,
cinta karena hawa nafsu, cinta yang tidak baik untuk kesehatan hati
hamba ini ya Allah.
Ya Allah semoga deraian air mata yang menetes ini sebagai saksi bahwa
hamba benar-benar ingin bertaubat kepadaMu, bertaubat dari perbuatan
kemaksiatan, bertaubat dari hati yang berprasangka buruk, dan bertaubat
dari fikiran-fikiran yang kotor. Biarkanlah air mata taubat ini menetes
dengan ikhlas, sehingga hati yang keras sekeras baja ini bisa luluh
dengan keikhlasan air mata ini.
Ya Allah berapa banyak hati manusia yang tersakiti oleh tajamnya lidah
ini, padahal lidah ini amanah dariMu ya Allah yang harus hamba jaga dan
rawat. Hamba sering mengaku cinta padaMu tetapi jarang sekali lidah ini
menyebut namaMu malahan lebih sering menyebut saudara hamba dengan
sebutan hinaan, makian dan cacian bahkan tidak jarang hamba membuka
aibnya. Dimanakah ya Allah letak cinta hamba kepadaMu, sungguh hina dina
diri hambaMu ini.
Ya Allah berapa banyak kulit manusia yang tersakiti oleh kerasnya
pukulan tangan ini. Jarang sekali tangan ini untuk bersedekah, padahal
di kiri dan di kanan hamba masih banyak saudara hamba yang kelaparan dan
kesulitan tetapi hamba lebih sering menyakiti dan menyombongkan diri
dihadapannya sulit sekali untuk mengulurkan bantuan kepada mereka.
Kemudian tangan ini pun Jarang sekali digunakan untuk menulis ayat-ayat
Qur’anMu ya Allah untuk berdakwah, tetapi lebih sering menulis kata-kata
untuk menyakiti saudara hamba, untuk menghina saudara hamba, dan juga
untuk menyesatkan saudara hamba.
Ya Allah mata yang Engkau amanahkan kepada hamba lebih sering digunakan
untuk melihat hal-hal yang buruk, padahal jikalau Engkau menghendaki
mata ini tidak dapat melihat lagi. Ya Allah bimbing mata ini untuk
melihat ayat-ayat kauniyahMu ya Allah. Melihat firman-firmanMu ya Allah
dan untuk melihat ciptaanMu yang begitu indah dan hebatnya.
Ya Allah kedua telinga yang Engkau amanahkan kepada hamba lebih sering
hamba gunakan untuk mendengar ghibah, mendengar perkataan kotor, dan
mendengar obrolan-obrolan yang tidak bermanfaat. Padahal hamba ingin
sekali mendengar indahnya ayat-ayat cintaMu ya Allah, ingin mendengar
firman-firmanMu ya Allah dan ingin sekali mendengar syari’atMu tegak
dibumi ini.
Ya Allah bimbinglah hamba ini agar lidah, tangan, mata dan telinga hamba
dapat menjadi sebagai sarana untuk menggapai ridhaMu ya Allah, hanya
ridhaMu lah yang hamba cari, dan hanya RidhaMu lah kenikmatan yang
terbesar bagi hamba.
Ya Allah jauhkan lah hamba dari setan yang terkutuk, setan yang selalu
menggoda hamba ketika hamba mendekatkan diri kepadaMu, setan yang selalu
menggrogoti iman dan Islam hamba, dan setan yang selalu memberikan
kenikmatan yang semu tapi menghancurkan, belum cukupkah wahai setan
engkau menghancurkan hidupku?
Ya Allah hamba hanya ingin menjadi hambaMu yang benar-benar hamba,
seoarang hamba yang patuh dan ta’at seorang hamba yang siap menerima
perintah apapun dariMu ya Allah, dan seorang hamba yang selalu
mencintaiMu dimanapun dan kapanpun.
Ya Allah terima kasih dan bersyukur kepadaMu dari segala nikmat yang
telah, sedang, dan akan Engkau berikan kepada hamba, jadikanlah hambaMu
ini termasuk orang-orang yang bersyukur. Amin, amin ya Robal ‘alamin
smbr : CYBER HALAQOH FB
Tulang Rusuk
Ketika AKU menciptakan langit dan bumi, AKU
berfirman dan jadilah.
Ketika AKU menciptakan pria, AKU membentuknya dan
meniupkan nafas kehidupan ke lubang hidungnya.
Tetapi engkau, wanita, AKU menghiasmu setelah AKU
meniupkan nafas kehidupan ke pria karena lubang
hidungmu terlalu lembut.
AKU membiarkan pria tertidur nyenyak sehingga
AKU dapat dengan sabar dan sempurna membentuk
engkau.
Pria AKU buat tertidur supaya dia tidak dapat
mencampuri.
Dari satu tulang AKU menghiasmu.
AKU memilih tulang yang melindungi kehidupan pria.
AKU memilih tulang rusuk, yang melindungi jantung
dan paru-paru dan mendukungnya, sebagaimana yang
harus kamu lakukan.
Dari satu tulang ini AKU membentukmu dengan sempurna
dan cantik.
Sifatmu adalah seperti tulang rusuk, kuat tetapi
lembut dan mudah patah.
Engkau meyediakan perlindungan untuk organ paling
lembut dalam pria, hati dan jantungnya.
Jantungnya adalah pusat dari kehidupannya,
paru-parunya menggenggam nafas kehidupan.
Tulang rusuk akan membiarkan dirinya patah sebelum
ia mengijinkan kerusakan terjadi pada jantung.
Dukunglah pria sebagaimana tulang rusuk melindungi
tubuhnya.
Engkau tidak diambil dari kakinya untuk menjadi
alasnya
tidak juga diambil dari kepalanya untuk menjadi
atasannya.
Engkau diambil dari sisinya, untuk berdiri
disebelahnya dan dipeluk dengan erat.
Engkau adalah malaikatKU yang sempurna.
Engkau adalah gadis kecilKU yang cantik.
Engkau telah tumbuh menjadi wanita yang sempurna,
dan mataKU terpuaskan ketika AKU melihat hatimu.
Matamu-jangan mengubahnya.
Bibirmu sangat cantik ketika mengucapkan doa.
Hidungmu sangat sempurna dalam bentuk.
Tanganmu sangat lembut untuk disentuh.
AKU telah memberi perhatian pada wajahmu saat engkau
tertidur.
AKU menggenggam hatimu dekat denganKU.
Dari semua yang hidup dan bernafas, engkau adalah
yang paling mirip dengan AKU.
Adam berjalan bersamaKU di hari yang dingin dan dia
kesepian.
Dia tidak dapat melihat ataupun menyentuhKU.
Dia hanya dapat merasakanKU.
Jadi semua yang AKU ingin Adam berbagi denganKU,
AKU membentuknya di dalam kamu.
KekuatanKU, kemurnianKU, cintaKU, perlindunganKU,
dan dukunganKU.
Engkau adalah istimewa karena engkau adalah
perpanjangan tanganKU.
Pria melambangkan citraKU, wanita-perasaanKU.
Bersama-sama kalian melambangkan TUHAN yang sejati.
Jadi Pria, perlakukan wanita dengan baik.
Cintailah dia, hormatilah dia, karena ia lembut.
Menyakitinya, berarti engkau menyakitiKU.
Apa yang engkau lakukan kepadanya, engkau
melakukannya kepadaKU.
Jika engkau menghancurkannya, engkau hanya
menghancurkan hatimu sendiri.
Wanita dukunglah pria.
Dalam kesederhanaan, tunjukkan kepadanya kekuatan
perasaan yang telah KU berikan kepadamu.
Dalam kesunyian tunjukkan kekuatanmu.
Dalam cinta tunjukkan kepadanya bahwa engkau
adalah tulang rusuknya yang melindungi tubuhnya.
smbr :TA'ARUF MENUJU WALIMATUL 'URSY FB
Akhwat sejati......
Assalam mualaikum sahabat......
kita banyak mendengar tentang Ikhwan sejati.... saya mencoba untuk
menulis tentang akhwat sejati.....
semoga berguna sahabat ku
Seorang gadis kecil bertanya pada ayahnya, “Abi ceritakan padaku tentang
Akhwat sejati?”.
Sang ayah pun menoleh sambil kemudian tersenyum:
Anakku ...
Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya,
tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya
Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi
dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya
Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia
berikan tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikan itu
Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya,
tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.
Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat
dari bagaimana caranya ia berbicara
Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya
“ Lantas apa lagi Abi? ”, sahut putrinya
Ketahuilah putriku ...
Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian tetapi
dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya
Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan
tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi
tergoda
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian
yang ia jalani tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu
dengan penuh rasa syukur
Dan ingatlah ...
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi
dilihat dari sejauhmana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.
Setelah itu sang anak kembali bertanya, “Siapakah yang dapat menjadi
kriteria seperti itu, Abi?”
Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata,”Pelajarilah mereka!”
Sang anak pun mengambil buku itu dan terlihatlah sebuah tulisan “Istri
Rosulullah”
smbr :CYBER HALAQOH FB
Penjelasan Hadits Arbain Imam An Nawawi Kedelapan Belas: Taqwa dan Akhlak yang Baik
.
عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ
رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ
الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ “
[رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح]
Dari Abu Dzar bin Junadah dan Abu Abdurrahman Muadz bin Jabal
radhiyallahu’anhuma, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau
bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada. Iringilah
kejelakan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan
menghapuskannya. Dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.”
(HR. Tirmidzi, dan dia berkata: Hadits Hasan Shahih. Hasan dikeluarkan
oleh At Tirmidzi di dalam [Al Bir Wash Shilah/1987] dan dishahihkan oleh
Al Albani di dalam Al Misykat [5083])
Penjelasan:
Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, “Bertakwalah kepada Allah”
adalah fi’il ‘amr (kata perintah) dari kata at taqwa. Takwa adalah
membuat perlindungan dari siksa Allah, yaitu dengan melaksanakan
perintah-perintahNya, dan menjauhi larangan-laranganNya. Inilah yang
disebut takwa. Dan ini adalah batasan yang terbaik untuk mengartikan
kata “takwa”.
(Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada), yakni di tempat di
mana pun engkau berada. Engkau tidak hanya bertakwa kepada Allah di
tempat yang di sana orang-orang melihatmu saja. Dan tidak hanya bertakwa
kepadaNya di tempat-tempat yang engkau tidak dilihat oleh seorang pun,
karena Allah senantiasa melihatmu, di tempat manapun engkau berada. Oleh
karena itu, bertakwalah di mana pun engkau berada.
(Iringilah kejelekan itu dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan
menghapuskannya), yakni jadikanlah kebaikan itu mengiringi kejelekan.
Jadi, jika engkau melakukan kejelekan, maka iringilah dengan kebaikan.
Dan termasuk dalam hal itu –yakni mengiringi kejelekan dengan kebaikan-,
adalah engkau bertaubat kepada Allah dari kejelekan tersebut, karena
taubat adalah suatu kebaikan.
Dan sabdanya, “Niscaya akan menghapuskan”, yakni kebaikan itu jika
dilakukan setelah kejelekan, maka ia akan menghapuskannya. Oleh karena
itu, Allah subhanahu wata’ala berfirman,
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّـيِّئَاتِ
“Sesungguhnya perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)
perbuatan-perbuatan yang buruk.” (Huud: 114)
Hadits ini mengandung beberapa faedah, di antaranya adalah:
1. Perhatian yang besart dari Nabi terhadap umatnya dengan memberikan
arahan kepada mereka pada hal-hal yang mengandung kebaikan dan kemanfaatan.
2. Wajibnya bertakwa kepada Allah di manapun juga. Di antaranya adalah
wajibnya bertakwa baik dalam kesendirian maupun dalam keramaian,
berdasarkan sabdanya, “Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada.”
3. Isyarat bahwa bila kejelekan itu diiringi dengan kebaikan, maka
kebaikan itu akan menghapuskannya dan menghilangkannya secara
keseluruhan. Hal ini sifatnya umum, dalam kebaikan dan kejelekan, jika
kebaikan itu berupa taubat. Karena taubat akan meruntuhkan apa-apa yang
sebelumnya. Adapun jika kebaikan itu selain taubat, (misalnya saja)
orang itu berbuat kejelekan, kemudian ia melakukan amalan shaleh, maka
amalannya akan ditimbang. Jika amalan baiknya lebih banyak dari amalan
jeleknya, maka akan hilanglah pengaruhnya, sebagaimana firman Allah
subhanahu wata’ala,
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ
خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah
dirugikan seorang barang sedikit pun. Dan jika( amalan itu) hanya
seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah
Kami sebagai pembuat perhitungan.” (Al Anbiyaa’:47)
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Dan bergaullah dengan mereka dengan akhlak yang baik.”
Yaitu berinteraksilah dengan mereka dengan akhlak yang baik, baik dengan
ucapan maupun dengan perbuatan, karena hal itu adalah kebaikan. Perintah
di atas, bisa jadi hukumnya wajib, bisa jadi hanya merupakan perkara
yang dianjurkan saja, sehingga dapat ditarik faedah pula dari sini;
disyari’atkannya bergaul dengan manusia dengan akhlak yang baik. Nabi
menyebutkan secara umum bagaimana cara bergaul (dengan sesama). Dan hal
itu bervariasi sesuai dengan keadaan dan kondisi orang perorangan.
Karena boleh jadi suatu hal baik bagi seseorang, akan tetapi tidak baik
bagi orang yang lainnya. Orang yang berakal dapat mengetahui dan
menimbangnya.
(Syarah Arbain An Nawawiyah oleh Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al
Utsaimin,http: //ulamasunnah.wordpress.com)
عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ
رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ
الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ “
[رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح]
Dari Abu Dzar bin Junadah dan Abu Abdurrahman Muadz bin Jabal
radhiyallahu’anhuma, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau
bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada. Iringilah
kejelakan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan
menghapuskannya. Dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.”
(HR. Tirmidzi, dan dia berkata: Hadits Hasan Shahih. Hasan dikeluarkan
oleh At Tirmidzi di dalam [Al Bir Wash Shilah/1987] dan dishahihkan oleh
Al Albani di dalam Al Misykat [5083])
Penjelasan:
Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, “Bertakwalah kepada Allah”
adalah fi’il ‘amr (kata perintah) dari kata at taqwa. Takwa adalah
membuat perlindungan dari siksa Allah, yaitu dengan melaksanakan
perintah-perintahNya, dan menjauhi larangan-laranganNya. Inilah yang
disebut takwa. Dan ini adalah batasan yang terbaik untuk mengartikan
kata “takwa”.
(Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada), yakni di tempat di
mana pun engkau berada. Engkau tidak hanya bertakwa kepada Allah di
tempat yang di sana orang-orang melihatmu saja. Dan tidak hanya bertakwa
kepadaNya di tempat-tempat yang engkau tidak dilihat oleh seorang pun,
karena Allah senantiasa melihatmu, di tempat manapun engkau berada. Oleh
karena itu, bertakwalah di mana pun engkau berada.
(Iringilah kejelekan itu dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan
menghapuskannya), yakni jadikanlah kebaikan itu mengiringi kejelekan.
Jadi, jika engkau melakukan kejelekan, maka iringilah dengan kebaikan.
Dan termasuk dalam hal itu –yakni mengiringi kejelekan dengan kebaikan-,
adalah engkau bertaubat kepada Allah dari kejelekan tersebut, karena
taubat adalah suatu kebaikan.
Dan sabdanya, “Niscaya akan menghapuskan”, yakni kebaikan itu jika
dilakukan setelah kejelekan, maka ia akan menghapuskannya. Oleh karena
itu, Allah subhanahu wata’ala berfirman,
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّـيِّئَاتِ
“Sesungguhnya perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)
perbuatan-perbuatan yang buruk.” (Huud: 114)
Hadits ini mengandung beberapa faedah, di antaranya adalah:
1. Perhatian yang besart dari Nabi terhadap umatnya dengan memberikan
arahan kepada mereka pada hal-hal yang mengandung kebaikan dan kemanfaatan.
2. Wajibnya bertakwa kepada Allah di manapun juga. Di antaranya adalah
wajibnya bertakwa baik dalam kesendirian maupun dalam keramaian,
berdasarkan sabdanya, “Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada.”
3. Isyarat bahwa bila kejelekan itu diiringi dengan kebaikan, maka
kebaikan itu akan menghapuskannya dan menghilangkannya secara
keseluruhan. Hal ini sifatnya umum, dalam kebaikan dan kejelekan, jika
kebaikan itu berupa taubat. Karena taubat akan meruntuhkan apa-apa yang
sebelumnya. Adapun jika kebaikan itu selain taubat, (misalnya saja)
orang itu berbuat kejelekan, kemudian ia melakukan amalan shaleh, maka
amalannya akan ditimbang. Jika amalan baiknya lebih banyak dari amalan
jeleknya, maka akan hilanglah pengaruhnya, sebagaimana firman Allah
subhanahu wata’ala,
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ
خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah
dirugikan seorang barang sedikit pun. Dan jika( amalan itu) hanya
seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah
Kami sebagai pembuat perhitungan.” (Al Anbiyaa’:47)
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Dan bergaullah dengan mereka dengan akhlak yang baik.”
Yaitu berinteraksilah dengan mereka dengan akhlak yang baik, baik dengan
ucapan maupun dengan perbuatan, karena hal itu adalah kebaikan. Perintah
di atas, bisa jadi hukumnya wajib, bisa jadi hanya merupakan perkara
yang dianjurkan saja, sehingga dapat ditarik faedah pula dari sini;
disyari’atkannya bergaul dengan manusia dengan akhlak yang baik. Nabi
menyebutkan secara umum bagaimana cara bergaul (dengan sesama). Dan hal
itu bervariasi sesuai dengan keadaan dan kondisi orang perorangan.
Karena boleh jadi suatu hal baik bagi seseorang, akan tetapi tidak baik
bagi orang yang lainnya. Orang yang berakal dapat mengetahui dan
menimbangnya.
(Syarah Arbain An Nawawiyah oleh Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al
Utsaimin,http: //ulamasunnah.wordpress.com)
Kejarlah Kebajikan Sampai ke Liang Lahat
Waktu adalah ladang amal. Allah swt. menyediakannya agar kita
menggunakannya sebagai modal penting menggapai ridha-Nya. Keutamaan
seseorang di sisi Allah, selain ditentukan oleh keimanan dan amal
shalihnya adalah faktor keterdahuluannya dalam keimanan dan amal
shalihnya. Tidaklah sama antara orang-orang yang terdahulu masuk Islam
-As-Sabiqunal Awwalun- dan orang-orang yang belakangan. Tidak sama
antara jamaah yang berada di shaf awal dalam shalat dengan yang berada
di barisan paling belakang. Berbeda derajat orang yang hadir di shalat
Jumat paling awal dengan yang paling akhir.
Saudaraku…
Menyegerakan amal, itulah ajaran Islam kepada ummatnya. Dalam sebuah
kesempatan Rasulullah saw. menasihati para sahabatnya untuk selalu
menyegerakan amal saleh, kendati mereka itu manusia-manusia yang teruji
keimanannya. Kata Nabi kala itu,
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ
يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا
“Bersegeralah melakukan amal-amal saleh (kebajikan). (Sebab) sebuah
fitnah akan datang bagai sepotong malam yang gelap. Seseorang yang
paginya mukmin, sorenya menjadi kafir. Dan seseorang yang sorenya bisa
jadi kafir, paginya menjadi mukmin. Ia menjual agamanya dengan harga
dunia.” (H.R. Muslim)
Demikian pesan Nabi saw. mulia itu juga disampaikan untuk kita. Adakah
di antara kita yang selama sehari semalam penuh menjadi seorang mukmin
sejati? Bisakah dan mampukah kita selama 24 jam tidak melakukan dosa dan
sikap kufur, sekecil apapun kepada Allah Taala? Padahal ketika Allah
swt. memberikan waktu 24 jam sehari, transaksinya adalah untuk
dipersembahkan kepada Allah swt. semuanya. Pada setiap shalat kita
selalu mengumandangkannya kepada Allah.
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah,
Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162)
Bukankah ketika kita tidak berempati atas nasib kaum lemah dan tertindas
adalah bentuk kekufuran terhadap nikmat? Bukankah di saat kita tidur dan
bangun tidur tanpa mengingat Allah, tanda kita lupa kepada-Nya? Bukankah
lupa adalah bagian dari kekufuran kita kepada Sang Khaliq?
Saudaraku…
Sesungguhnya fitnah itu lebih cepat bergerak. Sekali kita membiarkannya
maka selanjutnya ia akan bersemayam dan berkembang dalam tubuh kita.
Begitu cepat dan samarnya sampai menjadikan orang pindah agama,
menggadaikannya dengan sedikit kesenangan dunia
Wajar jika sampai-sampai Rasulullah saw. mengingatkan para sahabatnya
itu, walau Nabi tahu keimanan para sahabat itu tak akan tertandingi oleh
orang-orang sesudahnya.
Dengan apa kita menutup pintu fitnah? Ya, dengan amal shaleh. Apa saja
dalam hidup orang beriman bisa menjadi amal kebaikan. Kita membuang
sampah pada tempatnya itu amal baik. Berniat tidak bohong itu amal
mulia. Mengucapkan salam kepada kawan itu amal yang terpuji. Mendo’akan
saudara seiman kendati mereka tak tahu juga amal shaleh. Dan masih
banyak lagi amal shaleh, amakl kebajikan yang bisa kita lakukan,
sekalipun kita tak memiliki sesuatu.
ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالْأُجُورِ يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ وَيَتَصَدَّقُونَ بِفُضُولِ
أَمْوَالِهِمْ قَالَ أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ مَا تَصَّدَّقُونَ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ
تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةً وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ
مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ
لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا
وَضَعَهَا فِي الْحَلَالِ كَانَ لَهُ أَجْرًا
“Orang-orang kaya pergi mendapatkan pahala. Mereka shalat sebagaimana
kita shalat, mereka puasa sebagaimana kita puasa. Namun mereka
bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Rasulullah bersabda,
“Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian apa bisa kalian sedekahkan?
Sesungguhnya satu tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah,
setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, amar ma’ruf
adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, dan pada hubungan (dengan
istri) kalian adalah sedekah.” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, apakah
seseorang mendatangi istrinya karena syahwatnya, apakah ia mendapatkan
pahala?” Beliau bersabda, “Apa menurut kalian kalau dia meletakkannya
pada yang haram. Bukankah baginya dosa? Demikian pula jika diletakkan
pada yang halal, padanya ada pahala.” (Bukhari Muslim)
Allah swt. dengan keadilan-Nya memberikan peluang amal kepada
masing-masing hamba-Nya. Baik orang miskin maupun kaya, masing-masing
memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan kebajikan dan mendapatkan
ridha Allah. Lebih dari itu, suatu amal tidak dilihat dari kuantitasnya,
tapi dilihat dari motivasi dan niatnya. Kualitas amal seseorang
tergantung kepada motivasi dan niatnya.
Saudaraku…
Boleh jadi infak seorang buruh sebesar 1000 rupiah, itu sama nilainya
dengan infak seorang direktur sejumlah Rp. 1.000.000.000,00. Seorang
murid barangkali lebih mulia dengan seorang gurunya, karena si murid
lebih sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Sementara sang guru merasa
cukup dengan ilmunya.
Menyegerakan amal kebajikan tentu akan memberi nilai tambah bagi
pelakunya sendiri. Menyegerakan berbuat baik berarti mempercepat dirinya
mendapatkan ampunan (maghfirah) dari Allah. Kenapa? Sebab, kita telah
berupaya menutup pintu-pintu kemungkaran dan kebatilan. Dengan demikian
pula, Allah akan membukakan kebahagiaan, yakni, surga. Itu semua hanya
bisa dilakukan oleh orang-orang yang bertaqwa.
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa.” (Ali Imran:133)
Mengapa kita mesti menyegerakan amal?
1. Karena asset waktu yang kita miliki hanyalah saat ini. Apa yang
terjadi nanti dan esok hari kita tidak tahu. Kemarin bukan lagi milik
kita, ia telah berlalu dan tidak akan kembali lagi. Kebaikan dan
keburukan yang kita kerjakan kemarin tidak bisa kita ulang lagi. Ia
menjadi kenangan saat ini. Jika kebaikan, bersyukurlah kita, dan jika
keburukan menyesallah bersama orang-orang yang menyesal. Masih beruntung
jika kita bersyukur hari ini, bukan saat di mana penyesalan tidak ada
artinya lagi. Esok hari juga belum menjadi milik kita, ia ada di alam
gaib yang hanya Allah swt. yang tahu. Kita tidak tahu apakah esok hari
masih bisa menghirup udara pagi?
2. Karena amal kita tidak mungkin dikerjakan orang lain. Masing-masing
orang akan datang kepada Allah dengan amal perbuatan yang dikerjakannya
sendiri di dunia. Keshalihan orang tua tidak bisa diandalkan anaknya.
Seorang suami tidak akan selamat dari murka Allah karena amal perbuatan
istrinya. Kita boleh bangga terhadap pemimpin, orang tua, anak, guru,
dan suami atau istri kita karena keshalihan mereka. Kebanggaan kita
tidak bisa berbicara banyak di hadapan pengadilan Allah swt.
3. Karena kemuliaan derajat seseorang di sisi Allah swt. disebabkan oleh
kesungguhannya dalam merespon seruan kebajikan dan mengamalkannya. Orang
tua akan senang jika menyuruh anaknya mengerjakan sesuatu lalu
dikerjakan segera. Sebaliknya ia akan marah jika si anak menunda-nunda
mengerjakannya. Demikian pula Allah Ta’ala. Seruan kebajikan
dikumandangkan untuk segera diamalkan.
4. Karena setiap waktu ada momentnya sendiri. Setiap waktu ada tuntutan
amalnya. Banyak sekali amal perbuatan yang sangat terkait dengan waktu.
Yang ketika waktunya berakhir, berakhir pula kesempatan untuk
mengerjakannya. Seperti shalat, puasa, haji, berkurban, dan lain sebagainya.
5. Kesempatan beramal juga diberikan kepada seseorang pada waktu-waktu
tertentu. Orang kaya diberi kesempatan beramal dengan kekayaannya. Orang
berilmu diberi kesempatan beramal dengan ilmunya. Seorang pimpinan
diberi kesempatan beramal dengan kekuasannya. Jangan sampai Allah swt.
mencabut kesempatan itu dan tidak bisa lagi berbuat. Kesehatan, waktu
luang, hidup, masa muda, dan kekayaan adalah kesempatan untuk beramal.
sumbr:lentera hati fb
menggunakannya sebagai modal penting menggapai ridha-Nya. Keutamaan
seseorang di sisi Allah, selain ditentukan oleh keimanan dan amal
shalihnya adalah faktor keterdahuluannya dalam keimanan dan amal
shalihnya. Tidaklah sama antara orang-orang yang terdahulu masuk Islam
-As-Sabiqunal Awwalun- dan orang-orang yang belakangan. Tidak sama
antara jamaah yang berada di shaf awal dalam shalat dengan yang berada
di barisan paling belakang. Berbeda derajat orang yang hadir di shalat
Jumat paling awal dengan yang paling akhir.
Saudaraku…
Menyegerakan amal, itulah ajaran Islam kepada ummatnya. Dalam sebuah
kesempatan Rasulullah saw. menasihati para sahabatnya untuk selalu
menyegerakan amal saleh, kendati mereka itu manusia-manusia yang teruji
keimanannya. Kata Nabi kala itu,
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ
يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا
“Bersegeralah melakukan amal-amal saleh (kebajikan). (Sebab) sebuah
fitnah akan datang bagai sepotong malam yang gelap. Seseorang yang
paginya mukmin, sorenya menjadi kafir. Dan seseorang yang sorenya bisa
jadi kafir, paginya menjadi mukmin. Ia menjual agamanya dengan harga
dunia.” (H.R. Muslim)
Demikian pesan Nabi saw. mulia itu juga disampaikan untuk kita. Adakah
di antara kita yang selama sehari semalam penuh menjadi seorang mukmin
sejati? Bisakah dan mampukah kita selama 24 jam tidak melakukan dosa dan
sikap kufur, sekecil apapun kepada Allah Taala? Padahal ketika Allah
swt. memberikan waktu 24 jam sehari, transaksinya adalah untuk
dipersembahkan kepada Allah swt. semuanya. Pada setiap shalat kita
selalu mengumandangkannya kepada Allah.
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah,
Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162)
Bukankah ketika kita tidak berempati atas nasib kaum lemah dan tertindas
adalah bentuk kekufuran terhadap nikmat? Bukankah di saat kita tidur dan
bangun tidur tanpa mengingat Allah, tanda kita lupa kepada-Nya? Bukankah
lupa adalah bagian dari kekufuran kita kepada Sang Khaliq?
Saudaraku…
Sesungguhnya fitnah itu lebih cepat bergerak. Sekali kita membiarkannya
maka selanjutnya ia akan bersemayam dan berkembang dalam tubuh kita.
Begitu cepat dan samarnya sampai menjadikan orang pindah agama,
menggadaikannya dengan sedikit kesenangan dunia
Wajar jika sampai-sampai Rasulullah saw. mengingatkan para sahabatnya
itu, walau Nabi tahu keimanan para sahabat itu tak akan tertandingi oleh
orang-orang sesudahnya.
Dengan apa kita menutup pintu fitnah? Ya, dengan amal shaleh. Apa saja
dalam hidup orang beriman bisa menjadi amal kebaikan. Kita membuang
sampah pada tempatnya itu amal baik. Berniat tidak bohong itu amal
mulia. Mengucapkan salam kepada kawan itu amal yang terpuji. Mendo’akan
saudara seiman kendati mereka tak tahu juga amal shaleh. Dan masih
banyak lagi amal shaleh, amakl kebajikan yang bisa kita lakukan,
sekalipun kita tak memiliki sesuatu.
ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالْأُجُورِ يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ وَيَتَصَدَّقُونَ بِفُضُولِ
أَمْوَالِهِمْ قَالَ أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ مَا تَصَّدَّقُونَ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ
تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةً وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ
مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ
لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا
وَضَعَهَا فِي الْحَلَالِ كَانَ لَهُ أَجْرًا
“Orang-orang kaya pergi mendapatkan pahala. Mereka shalat sebagaimana
kita shalat, mereka puasa sebagaimana kita puasa. Namun mereka
bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Rasulullah bersabda,
“Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian apa bisa kalian sedekahkan?
Sesungguhnya satu tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah,
setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, amar ma’ruf
adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, dan pada hubungan (dengan
istri) kalian adalah sedekah.” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, apakah
seseorang mendatangi istrinya karena syahwatnya, apakah ia mendapatkan
pahala?” Beliau bersabda, “Apa menurut kalian kalau dia meletakkannya
pada yang haram. Bukankah baginya dosa? Demikian pula jika diletakkan
pada yang halal, padanya ada pahala.” (Bukhari Muslim)
Allah swt. dengan keadilan-Nya memberikan peluang amal kepada
masing-masing hamba-Nya. Baik orang miskin maupun kaya, masing-masing
memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan kebajikan dan mendapatkan
ridha Allah. Lebih dari itu, suatu amal tidak dilihat dari kuantitasnya,
tapi dilihat dari motivasi dan niatnya. Kualitas amal seseorang
tergantung kepada motivasi dan niatnya.
Saudaraku…
Boleh jadi infak seorang buruh sebesar 1000 rupiah, itu sama nilainya
dengan infak seorang direktur sejumlah Rp. 1.000.000.000,00. Seorang
murid barangkali lebih mulia dengan seorang gurunya, karena si murid
lebih sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Sementara sang guru merasa
cukup dengan ilmunya.
Menyegerakan amal kebajikan tentu akan memberi nilai tambah bagi
pelakunya sendiri. Menyegerakan berbuat baik berarti mempercepat dirinya
mendapatkan ampunan (maghfirah) dari Allah. Kenapa? Sebab, kita telah
berupaya menutup pintu-pintu kemungkaran dan kebatilan. Dengan demikian
pula, Allah akan membukakan kebahagiaan, yakni, surga. Itu semua hanya
bisa dilakukan oleh orang-orang yang bertaqwa.
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa.” (Ali Imran:133)
Mengapa kita mesti menyegerakan amal?
1. Karena asset waktu yang kita miliki hanyalah saat ini. Apa yang
terjadi nanti dan esok hari kita tidak tahu. Kemarin bukan lagi milik
kita, ia telah berlalu dan tidak akan kembali lagi. Kebaikan dan
keburukan yang kita kerjakan kemarin tidak bisa kita ulang lagi. Ia
menjadi kenangan saat ini. Jika kebaikan, bersyukurlah kita, dan jika
keburukan menyesallah bersama orang-orang yang menyesal. Masih beruntung
jika kita bersyukur hari ini, bukan saat di mana penyesalan tidak ada
artinya lagi. Esok hari juga belum menjadi milik kita, ia ada di alam
gaib yang hanya Allah swt. yang tahu. Kita tidak tahu apakah esok hari
masih bisa menghirup udara pagi?
2. Karena amal kita tidak mungkin dikerjakan orang lain. Masing-masing
orang akan datang kepada Allah dengan amal perbuatan yang dikerjakannya
sendiri di dunia. Keshalihan orang tua tidak bisa diandalkan anaknya.
Seorang suami tidak akan selamat dari murka Allah karena amal perbuatan
istrinya. Kita boleh bangga terhadap pemimpin, orang tua, anak, guru,
dan suami atau istri kita karena keshalihan mereka. Kebanggaan kita
tidak bisa berbicara banyak di hadapan pengadilan Allah swt.
3. Karena kemuliaan derajat seseorang di sisi Allah swt. disebabkan oleh
kesungguhannya dalam merespon seruan kebajikan dan mengamalkannya. Orang
tua akan senang jika menyuruh anaknya mengerjakan sesuatu lalu
dikerjakan segera. Sebaliknya ia akan marah jika si anak menunda-nunda
mengerjakannya. Demikian pula Allah Ta’ala. Seruan kebajikan
dikumandangkan untuk segera diamalkan.
4. Karena setiap waktu ada momentnya sendiri. Setiap waktu ada tuntutan
amalnya. Banyak sekali amal perbuatan yang sangat terkait dengan waktu.
Yang ketika waktunya berakhir, berakhir pula kesempatan untuk
mengerjakannya. Seperti shalat, puasa, haji, berkurban, dan lain sebagainya.
5. Kesempatan beramal juga diberikan kepada seseorang pada waktu-waktu
tertentu. Orang kaya diberi kesempatan beramal dengan kekayaannya. Orang
berilmu diberi kesempatan beramal dengan ilmunya. Seorang pimpinan
diberi kesempatan beramal dengan kekuasannya. Jangan sampai Allah swt.
mencabut kesempatan itu dan tidak bisa lagi berbuat. Kesehatan, waktu
luang, hidup, masa muda, dan kekayaan adalah kesempatan untuk beramal.
sumbr:lentera hati fb
Ilmuwan Islam Peletak Dasar Konsep Pesawat Terbang .
Pada abad ke-8, seorang Muslim Spanyol, Abbas Ibnu Firnas, telah
menemukan, membangun, dan menguji konsep pesawat terbang. Konsep pesawat
terbang Ibnu Firnas inilah yang kemudian dipelajari Roger Bacon lepas
500 tahun setelah Ibn Firnas meletakkan teori-teori dasar pesawat terbang.
Sekitar 200 tahun setelah Bacon atau 700 tahun pascaujicoba Ibnu Firnas,
barulah konsep dan teori pesawat terbang dikembangkan. Pada tahun 875,
Ibnu Firnas membuat sebuah prototipe atau model pesawat terbang dengan
meletakkan bulu pada sebuah bingkai kayu. Inilah catatan dokumentasi
pertama yang sangat kuno tentang pesawat terbang layang.
Salah satu dari dua versi catatan konstruksi pesawat terbang Ibnu Firnas
menyebutkan, setelah menyelesaikan model pesawat terbang yang dibuatnya,
Ibnu Firnas mengundang masyarakat Cordoba untuk datang dan menyaksikan
hasil karyanya itu.
Warga Cordoba saat itu menyaksikan dari dekat menara tempat Ibnu Firnas
akan memperagakan temuannya. Namun karena cara meluncur yang kurang
baik, Ibnu Firnas terhempas ke tanah bersama pesawat layang buatannya.
Dia pun mengalami cedera punggung yang sangat parah. Cederanya inilah
yang memaksa Ibnu Firnas tak berdaya untuk melakukan ujicoba berikutnya.
Versi kedua catatan ini menyebutkan, Ibnu Firnas lalai memperhatikan
bagaimana burung menggunakan ekor mereka untuk mendarat. Dia pun lupa
untuk menambahkan ekor pada model pesawat layang buatannya. Kelalaiannya
inilah yang mengakibatkan dia gagal mendaratkan pesawat ciptaannya
dengan sempurna.
Cedera punggung yang tak kunjung sembuh mengantarkan Ibnu Firnas pada
proyek-proyek penelitian di dalam ruangan (laboratorium). Dia pun
meneliti gejala alam dan mempelajari mekanisme terjadinya halilintar dan
kilat. Ibnu Firnas berhasil mengembangkan formula untuk membuat gelas
dan kristal.
Sayang, tak lama setelah itu, tepatnya pada tahun 888, Ibnu Firnas wafat
dalam keadaan berjuang menyembuhkan cedera punggung yang diderita akibat
kegagalan melakukan ujicoba pesawat layang buatannya.
Sekilas tentang Ibnu firnas Abbas Ibnu Firnas atau Abbas Qasim Ibnu
Firnas (dikenal dengan nama Latin Armen Firman) dilahirkan di Ronda,
Spanyol pada tahun 810 M. Dia dikenal sebagai orang Barbar yang ahli
dalam bidang kimia dan memiliki karakter yang humanis, kreatif, dan
kerap menciptakan barang- barang berteknologi baru saat itu.
Pria yang suka bermain musik dan puisi ini hidup pada saat pemerintahan
Khalifah Umayyah di Spanyol (dulu bernama Andalusia). Masa kehidupan
Ibnu Firnas berbarengan dengan masa kehidupan musikus Irak, Ziryab.
Pada tahun 852, di bawah pemerintahan khalifah baru, Abdul Rahman II,
Ibnu Firnas membuat pengumuman yang menghebohkan warga Cordoba saat itu.
Dia ingin melakukan ujicoba terbang’ dari menara Masjid Mezquita dengan
menggunakan `sayap’ atau jubah tanpa lengan yang dipasangkan di tubuhnya.
Dia berhasil mendarat walaupun dengan cedera ringan. Alat yang digunakan
Ibnu Firnas inilah yang kemudian dikenal dengan parasut pertama di
dunia. Menara Masjid Mezquita di Cordoba menjadi saksi bisu perwujudan
konsep pertama pesawat terbang yang lahir dari pemikiran seorang Muslim.
Keberhasilannya itu tidak lantas membuat Ibnu Firnas berdiam diri. Dia
kembali melakukan serangkaian penelitian dan pengembangan konsep serta
teori dari gejala-gejala alam yang diperhatikannya.
Karya-karya baru pun bermunculan dari buah pemikiran Ibnu Firnas. mulai
dari puisi, kimia, sampai astronomi, semuanya dipelajarinya dengan satu
tujuan, yaitu mampu memberikan manfaat bagi umat manusia.
Di antara hasil karyanya yang monumental adalah konsep tentang
terjadinya halilintar dan kilat, jam air, serta cara membuat gelas dari
garam. Ibnu Firnas juga membuat rantai rangkaian yang
menunjukkan pergerakan benda-benda planet dan bintang. Selain itu, Ibnu
Firnas pun menunjukkan cara bagaimana memotong batu kristal yang saat
itu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang Mesir
cinta
Suatu hari burung jatuh cinta kepada kdp mawar putih
yang berada ditempat yang tinggi.
burung pun berusaha mengungkapkan perasaanya
tapi mawar putih berkata:
"aku tidak mencintaimu!"
burung tak menyerah
setiap hari burung datang menemui mawar putih.
akhirnya....
mawar putih berkata:
"aku akan mencintaimu asal kamu bisa menjadikan aku mawar merah!"
Dan suatu hari
burung kembali datang menemui mawar putih
lalu dia memotong sayapnya
kemudian ditaburkan darahnya ke seluruh tubuh mawar putih,lalu berubah lah menjadi mawar merah.
lalu mawar baru sadar kalau burung benar benar cinta kepada nya
namun itu semua sudah terlambat karena sang burung sudah tidak dapat terbang lagi untuk menemuinya.
kadang orang terlalu mudah mengartikan cinta.
tapi sebenarnya cinta itu rumit
da orang yang buta karena cinta
ada yang rela berkorban melakukan apapun demi cinta
bukankah cinta terlalu banyak tuntutan......?????
Meski waktu datang dan berlalu
sampe kau tiada berday bertahan
kau tetap tiada terganti.....
ketika burung tak bisa terbang giliran sang mawar untuk menurunkan egonya nd melembutkn hati dengan mengobati sayap sang merpati agar bisa terbang lagi wlau memerlukan proses lama akan bisa trbang l9i nikmati prosesnya
Langganan:
Postingan (Atom)